Liputan6.com, Jakarta - Pengobatan kanker pada anak prinsipnya adalah kuratif dan suportif yang adekuat. Akan tetapi apabila kondisi penyakit tersebut datang dalam kondisi lanjut atau sudah terlambat, tatalaksananya berubah menjadi paliatif dan suportif.
"Maka itu penanganan tersebut akan berubah, dan ini akan disesuaikan dengan protokol terapi," kata Prof Dr Bidasari Lubis SpA(K) dalam webinar YOAI tentang Efek Samping Jangka Panjang Pengobatan Kanker pada Anak, Sabtu, 29 Mei 2021.
Advertisement
Dokter spesialis anak konsultan dari Departemen Hematologi dan Onkologi Anak, Fakultas Kesehatan Universitas Sumatera Utara (FK USU) Medan, menjelaskan, secara garis besar kanker anak terbagi dua, yaitu hematologi kanker atau biasa disebut kanker cair, dan tumor padat.
Tumor padat biasa ditemukan di mata, ginjal, kelenjar-kelenjar, organ wanita seperti di rahim, dan organ pria. Dan, ini mempunyai suatu tingkat stadium.
Mengenai kapan terapi diberikan kepada anak pengidap kanker, Bidasari, mengatakan, apabila dokter sudah mampu melakukan diagnosa dengan sempurna, dibantu dengan penegakkan stadium.
"Setelah itu kita merencanakan perencanaan dan perlunya pengamatan. Pengamatan ini harus sudah kita mulai, dan kita rencanakan sejak saat diagnostik selama dalam pengobatan dan setelah selesai pengobatan," ujarnya.
Sebab, diharapkan setelah pengobatan selesai dilakukan, anak tersebut terbebas dari kanker atau kanker tidak kambuh selama masa perawatan.
"Sekaligus mencegah terjadinya kanker yang sekunder," katanya.
Simak Video Berikut Ini
Faktor yang Memengaruhi Pengobatan Kanker pada Anak
Sebelum melakukan pengobatan, orangtua harus lebih dulu mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pengobatan kanker anak. Menurut Bidasari, tergantung dari faktor tumornya seperti lokasi, kemudian kesiapan terapi.
"Biasanya, untuk tumor-tumor padat, kita melakukan kombinasi antara pembedahan, kemoterapi, radioterapi, transplantasi, stem cell, dan pemberian komponen-komponen darah," katanya.
Selain itu, lanjut Bidasari, dipengaruhi juga faktor pasien,"Jadi, di dalam hal ini, masalah bagaimana hasil dari pengobatan juga ditentukan bagaimana usia pasien saat datang pertama kali.".
Tidak hanya itu, jenis kelamin dan gaya hidup turut mengambil peran.
"Juga stadium pada saat kepada kita, kemudian jarak waktu antara saat diagnosa dengan gejala pertama ini sangat memengaruhi sekali," ujarnya.
"Jadi, rentang waktu antara saat gejala mulai muncul dengan diagnostik yang kita lakukan, dan kemudian kebiasaan pasien, lingkungan, dan infeksi sangat memengaruhi tatalaksana pengobatan kanker pada anak," Bidasari melanjutkan.
Advertisement