Demo di Washington Tuntut Dihentikannya Bantuan Senjata AS ke Israel

1.000 orang berdemo di Washington, AS dalam gerakan mendukung Palestina yang menghadapi serangan udara dan penggusuran.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 30 Mei 2021, 13:08 WIB
Ribuan aktivis mendukung Palestina saat unjuk rasa di New York, Amerika Serikat, Sabtu (15/5/2021). Unjuk rasa mendukung Palestina dalam konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Palestina pada hari serangan udara yang Israel meratakan beberapa bangunan di Jalur Gaza. (AP Photo/Kevin Hagen)

Liputan6.com, Washington D.C - Lebih dari 1.000 orang berdemo pada Sabtu (29/5) di Washington, Amerika Serikat untuk mendukung Palestina yang dilanda penggusuran dan serangan udara.

Demonstrasi itu juga menyerukan diakhirinya bantuan militer dari AS untuk Israel.

Demonstrasi yang digelar di Lincoln Memorial itu terjadi menyusul gencatan senjata yang mengakhiri 11 hari serangan udara antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.

"Kami berharap untuk mengirim pesan yang jelas kepada pemerintah Amerika Serikat bahwa hari-hari untuk mendukung Israel tanpa dampak harus berakhir," kata salah satu demonstran, Sharif Silmi (39), seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (30/5/2021).

Silmi merupakan warga Washington yang berprofesi sebagai pengacara.

Dalam demonstrasi tersebut, banyak pendemo yang terlihat membawa bendera Palestina.

"Kami akan melawan politisi mana pun yang terus mendanai senjata ke Israel. Kami akan menentang mereka, kami akan memberikan suara menentang, kami akan mendanai lawan-lawan mereka, sampai kami mengeluarkan mereka dari jabatan," ujar Silmi.


Opini Publik AS

Orang-orang memegang bendera Palestina saat mereka berbaris dalam solidaritas untuk rakyat Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung dengan Israel selama demonstrasi di London, Inggris, Sabtu (15/5/2021). (AP Photo/Alberto Pezzali)

Lama Alahmad, warga Virginia yang berasal dari Palestina, mengatakan bahwa opini publik AS berpihak pada perjuangan Palestina.

"Ada perubahan besar" yang terjadi di AS sehubungan dengan perjuangan Palestina memperjuangkan tanah air mereka yang berdaulat, kata Alahmad.

"Kami hanya ingin dunia menyadari bahwa kami adalah manusia. Kami bukan teroris," sebut Alahmad (43), seorang ibu rumah tangga dari di Uni Emirat Arab dan pindah ke AS sekitar 20 tahun lalu. 

Silmi menyebut kini ada oposisi luas di AS terhadap bagaimana Israel memperlakukan Palestina, yang disebut sebagai apartheid - disamakan dengan yang terjadi di Afrika Selatan.

"Orang-orang sekarang telah bangun, dan kami melawan. Baik pemuda Yahudi, pemuda Muslim, pemuda kulit hitam, pemuda kulit putih, ada pergeseran generasi. Dan orang-orang lintas kelompok etnis, kelompok ras, demi perubahan dan kebebasan bagi rakyat Palestina," kata Silmi.


Infografis 6 Tips Isolasi Mandiri di Rumah

Infografis 6 Tips Isolasi Mandiri di Rumah. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya