Menuju PON XX Papua, Tim Softball Sultra 'Bajak' 3 Pelatih Nasional dan Asing

Tim Softball Sulawesi Tenggara 'membajak' 3 pelatih nasional dan asing menuju PON XX Papua Oktober 2021 mendatang.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 01 Jun 2021, 09:00 WIB
Tim Softball Sulawesi Tenggara membajak 3 pelatih nasional dan asing menuju PON XX Papua Oktober 2021 mendatang.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Kendari - Menuju PON Papua 2021, tim softball Sulawesi Tenggara sudah membawa 3 pelatih nasional dan asing di Kota Kendari. Tim peraih medali emas di PON XIX Jawa Barat ini, mendatangkan ketiganya agar atlet bisa fokus berlatih mempertahankan gelar.

Ketiga pelatih yakni, Carrin Garimurti, Apolonia Rosales, dan Roy Umbasan. Memiliki track record apik, menjadi pertimbangan utama pengurus Persatuan Baseball dan Softball Amatir Seluruh Indonesia (Perbasasi) Sultra menunjuk mereka.

Sekum Perbasasi, Syaiful Nurdin mengatakan, mereka dipilih karena memiliki rekam jejak bagus skala nasional dan di Asia Tenggara.

"Misalnya, Roy Umbasan, dia mantan pelatih Jawa Timur di PON XIX Bandung. Saat itu, Jatim meraih medali perak usai dikalahkan Sultra pada babak final," ujar anggota polisi yang bertugas di Polda Sulawesi Tenggara itu, Minggu (30/5/2021).

Kemudian, Carrin Garimurti, ia merupakan mantan pelatih tim Banten di Pra-PON Papua. Ia juga merupakan mantan pemain timnas Indonesia asal DKI Jakarta yang memiiki prestasi cukup bagus.

Nama terakhir, Apolonia Rosales. Dia merupakan pelatih asal Filipina yang sudah 10 tahun lebih ikut melatih tim Sulawesi Tenggara dan Tim lokal Lakidende Softball Club, bahkan pernah masuk di Timnas Indonesia.

Mantan anggota marinir ini, membawa Sultra merebut medali emas cabor softball pada PON XIX di Bandung tahun 2016. Selain itu, dibawah asuhannya, Tim Softball Lakidende Kendari, nyaris tak terkalahkan di tingkat klub nasional selama sekitar 10 tahun terakhir.

Ketua Pengprov Perbasasi Sultra Pahri Yamsul mengatakan, saat ini Sultra menargetkan hasil maksimal. Meskipun tantangan tak akan mudah, tetapi beberapa langkah sudah dilakukan.

"Mendatangkan pelatih asing dan nasional, menyeleksi atlet, memperbaiki infrastruktur latihan, intens berkomunikasi dengan KONI Sultra, sudah kami lakukan. Kami target mempertahankan prestasi," ujar mantan atlet softball Sultra itu.

Diketahui, menuju PON Papua, Tim Sultra masih kekurangan peralatan latihan. Di antaranya, bola dan bat (pemukul) yang masih jauh dari cukup, serta peralatan lain yang membutuhkan anggaran tak sedikit.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:


Latihan 6 Hari Seminggu

Tim Softball Sulawesi Tenggara membajak 3 pelatih nasional dan asing menuju PON XX Papua Oktober 2021 mendatang.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Pelatih tim putri Sulawesi Tenggara, Carrin Garimurti menyatakan, saat ini pemain inti softball Sultra sudah ada. Pihaknya, sudah melakukan seleksi.

"Penentuan pemain putra dan putri yang akan mewakili Sultra di Papua, yakni melalui Liga Softball Bandung," ujarnya.

Liga ini, akan digelar Juli 2020 mendatang. Setelah itu, akan ada pencoretan nama atlet, siapa yang layak dan belum untuk mewakili Sultra.

"Saat ini, kami masih butuh banyak peralatan, bola, bat dan lainnya," ujarnya.

Sebelumnya, tim Sultra hanya memiliki bola sekitar 150 buah. Jumlah ini, jauh dari cukup untuk efektivitas latihan.

"Makin banyak bola, makin banyak atlet yang terlibat sehingga makin efektif. Begitupun sebaliknya," ujarnya.

Sekum Perbasasi Sultra Syaiful Nurdin mengatakan, saat ini untuk kebutuhan atlet pihaknya sudah mengusul ke KONI Sultra. Ada di antaranya, pelindung kepala 12 buah, pemukul 20 buah, dan bola 450 buah.

"Kami upayakan cepat terealisasi," katanya.


Training di Luar Daerah

Latihan tim softball Sultra menghadapi PON XX Papua.(Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Tim Sulawesi Tenggara, bakal menggelar pelatihan terpusat di luar daerah. Rencananya, Kota Makassar akan dipilih sebagai Kota Tujuan.

Pada persiapan PON XIX 2016 di Jawa Barat, Sultra menggelar latihan di Filipina selama 3 bulan lebih. Hasilnya maksimal, sebab atlet mendapat dukungan rekan tanding yang bagus.

"Untuk saat ini, ke luar negeri agak susah karena memang lagi pandemi Covid-19," kata Syaiful Nurdin.

Pihaknya memilih Makassar karena, atlet bisa mendapatkan tim latih tanding yang cukup banyak. Selain itu, jauh dari rumah menjadi salah satu alasan atlet bisa maksimal dan fokus saat latihan.

"Juli kami rencanakan mulai training centre. Ada persiapan selama 3 bulan sehingga pelatih bisa maksimal menggembleng tim," ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya