Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan di awal pekan ini. Namun potensi penguatan terbuka lebar.
Mengutip Bloomberg, Senin (31/5/2021), rupiah dibuka di angka 14.300 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan sebelumnya yang ada di angka 14.285 per dolar AS. Namun menjelang siangm rupiah merangkak naik ke level 14.292 per dolar AS.
Advertisement
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.292 per dolar AS hingga 14.309 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 1,72 persen.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin berpotensi menguat dibayangi kenaikan kasus COVID-19 global.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, rupiah kemungkinan masih berpotensi melanjutkan penguatan pada akhir pekan lalu dengan kabar aliran dana asing yang masuk ke Indonesia sebesar Rp 6,13 triliun selama sepekan terakhir.
"Asing mungkin memanfaatkan potensi pemulihan ekonomi di Indonesia di masa pandemi ini untuk mendapatkan yield yang lebih tinggi," ujar Ariston dikutip dari Antara.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama lainnya saat ini berada di level 89,999, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya yaitu di posisi 90,031.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,581 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,610 persen.
Di sisi lain, penguatan bisa terbatas karena pasar masih dibayangi kenaikan kasus COVID-19 global yang mengakibatkan beberapa negara lockdown termasuk negara tetangga Indonesia.
"Ini bisa menghambat pemulihan ekonomi," kata Ariston.
Menurut Ariston, rupiah hari ini berpotensi menguat ke kisaran 14.260 per dolar AS dengan potensi pelemahan di kisaran 14.320 per dolar AS.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
BI: Nilai Tukar Rupiah Masih Terkendali
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengatakan nilai tukar rupiah terkendali didukung langkah stabilisasi yang dilakukan oleh BI. Nilai tukar rupiah pada 24 Mei 2021 menguat 0,63 persen secara point to point, dan 1,42 persen secara rerata dibandingkan dengan level April 2021.
"Perkembangan tersebut melanjutkan penguatan nilai tukar rupiah pada bulan sebelumnya sebesar 0,55 persen secara point to point," ungkap Perry dalam konferensi pers Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Mei 2021 pada Selasa (25/5/2021).
Penguatan nilai tukar rupiah, kata Perry, didorong oleh masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik. Meskipun pada perkembangan terakhir mengalami tekanan akibat fluktuasi imbal hasil US Treasury Bond (UST).
Karena perkembangan tersebut, rupiah sampai dengan 24 Mei 2021 mencatat depresiasi sekitar 2,12 persen (ytd).
"Dibandingkan dengan level akhir 2020, relatif lebih rendah dari sejumlah negara berkembang lain, seperti Turki, Brazil, dan Thailand," sambung Perry.
Selanjutnya, BI terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar. Hal ini melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar.
Advertisement