Liputan6.com, Jakarta - Vietnam berencana melakukan tes COVID-19 untuk semua 9 juta warga di kota terbesarnya dan memberlakukan lebih banyak pembatasan.
Langkah tersebut dilakukan dalam upaya menangani kenaikan kasus COVID-19.
Advertisement
Dikutip dari US News, Senin (31/5/2021) orang-orang di kota Ho Chi Minh hanya diizinkan meninggalkan rumah untuk kegiatan yang mendesak. Pertemuan untuk lebih dari 10 orang juga dilarang.
Sebelumnya, pada 27 Mei, Ho Chi Minh telah menutup area-area bisnis/pertokoan yang tidak mendesak.
Surat kabar Vietnam News mengatakan bahwa pemerintah kota berencana untuk melakukan tes COVID-19 untuk seluruh populasinya dengan kapasitas pengujian 100.000 sampel dalam sehari.
Dikatakan juga oleh surat kabar itu bahwa polisi telah mengeluarkan laporan terhadap kepala gereja Protestan soal "tersebarnya penyakit menular berbahaya" - mengutip pelanggaran protokol kesehatan di fasilitas ibadah tersebut.
Setidaknya 145 kasus infeksi COVID-19 telah dilaporkan terkait dengan gereja tersebut, dan distrik Go Vap, lokasi gereja itu, telah ditutup.
Vietnam sejak itu memerintahkan kebijakan nasional pada semua acara keagamaan.
Surat kabar itu juga menyebut bahwa warga yang mendatangi gereja sempat berkumpul untuk menghadiri suatu acara dan bernyanyi tanpa mempraktikkan social distancing ataupun mengenakan masker.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Vietnam Deteksi Varian COVID-19 Hybrid India-Inggris
Sejak akhir April 2021, lonjakan COVID-19 telah menyebar ke 31 kota dan provinsi di Vietnam dengan lebih dari 4.000 kasus - hampir dua kali lipat dari jumlah total yang dilaporkan negara itu sejak awal pandemi.
Beberapa pasien baru COVID-19 di Vietnam juga terinfeksi dengan varian hybrid yang pertama kali ditemukan di India dan Inggris,menurut Menteri Kesehatan negara itu.
Menteri Nguyen Thanh Long mengatakan bahwa varian hybrid itu mungkin menyebar lebih cepat dan mungkin merupakan penyebab dari lonjakan kasus infekssi di baru-baru ini.
Sementara itu, Vietnam telah memvaksinasi 1 juta orang dengan vaksin AstraZeneca. Negara itu juga memiliki kesepakatan vaksin dengan Pfizer untuk 30 juta dosis yang akan dikirimkan akhir 2021 ini.
Vietnam juga sedang dalam pembicaraan dengan Moderna yang akan memberikan vaksin yang cukup untuk 80% dari 96 juta penduduk negara tersebut.
Advertisement