Liputan6.com, Jakarta - Informasi hoaks terus bermunculan di media sosial, tidak terkecuali hoaks dan mitos kesehatan yang dapat mempengaruhi masyarakat. Satu di antaranya klaim konsumsi udang bersamaan dengan jus jeruk bisa menyebabkan kematian, karena vitamin C dalam jus jeruk bisa memicu reaksi senyawa arsenik yang menjadi racun mematikan.
Klaim tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp, berikut isinya:
Advertisement
"SEBAIKNYA ANDA TAHU INI👇🏿👇🏽Di Taiwan, seorang gadis mendadak meninggal dgn ketujuh lubang mengeluakan darah, dalam waktu sema lam langsung meninggal. Melalui hasil autopsi sementara, dinyatakan penyebabnya adalah meninggal karena keracunan arsenik.Arseniknya muncul darimana? Seorang dosen dari fakultas kedokteran diminta datang untuk membantu investigasi.
Dosen mengamati benda² yg diambil keluar dari lambung korban secara teliti, tidak sampai setengah jam, misteri kematian mendadak terbongkarkan.
Dosen menyatakan: "korban bukanlah bunuh diri, juga bukan dibunuh, melainkan meninggal 'dibunuh' oleh ketidaktahuannya". Semua penasaran. Dosen berkata: Arsenik tercipta di dalam perut korban" korban dalam berapa waktu yg lalu, tiap hari mengkonsumsi Vitamin C.Ini jelas tidak ada masalah, masalah timbul dikarenakan dia makan udang dalam jumlah yg banyak untuk makan malam. Udang pada hakekatnya tidak ada masalah, maka, dia makan di rumah juga tidak masalah, namun, korban dalam waktu yg bersamaan mengkonsumsi Vitamin C, inilah letak permasalahan nya! Seorang peneliti di Universitas Chigago Amerika, melalui penelitian menemukan, udang dan beberapa makanan serupa yg memiliki cangkang lunak mengandung senyawa arsenik penta yg cukup kental. Makanan semacam ini masuk ke dalam tubuh, pada hakekatnya tidak berefek racun pada tubuh. namun, setelah meng konsumsi Vitamin C, dikarenakan reaksi kimia, menyebabkan arsenik penta yang semula tidak beracun (arsenik anhydride, yg juga dikenal arsenic pentoksida, yg rumus kimianya adalah (AsO5), berubah menjadi arsenik tripossum yg beracun (arsenic tri), yg juga disebut diarsenic trioksida, rumus kimianya (As2O3), inilah biasanya disebut sebagai arsenik! Arsenik memiliki fungsi sebagai bahan baku racun, dapat menyebabkan kelumpuhan kapiler, menghambat aktifitas thioglycem, juga menyebab kan pusat piringan liver pada lemak tersembunyi liver rusak, menyebabkan jantung, liver, ginjal, usus mengandung darah berlebih, pori² pada lapisan kulit luar rusak, kapiler membesar. Sehingga menyebabkan keracunan pada korban, biasanya keluar darah dari 7 lubang. Maka, harus berhati², saat periode mengkonsumsi Vitamin C, harus pantang makanan udang dan sejenisnya.
Saat ini ada beberapa minuman juga mengandung Vitamin C.
🍤➕vit©️Udang/Kerang/Kepiting + Vit C = keracunan.
💊➕🉑🛢Obat flu + soft drink = keracunan. 🍵 + 🍫= ❌. Mie Instan + Silver Queen (Coklat) = Racun
🌕➕🉑🛢Duren + soft drink = keracunan.
🙏🙏🙏
Setelah selesai membaca, mohon jangan pelit, sebarkan kepada teman, keluarga dan kerabat di sekitar Anda.."
Namun setelah ditelusuri, klaim konsumsi udang dengan jus jeruk memicu racun arsenik yang menyebabkan kematian tidak benar.
Organisme laut, termasuk udang mengandung sejumlah senyawa arsen organik dalam bentuk arsenobetain. Di dalam tubuh, senyawa arsenobetain akan disekresikan dalam bentuk utuh dan tidak menimbulkan efek toksik dan juga tidak terjadi reaksi dengan sediaan vitamin C.
Selain klaim konsumsi udang bersamaan dengan jus jeruk bisa menyebabkan kematian, terdapat mitos kesehatan lain yang telah ditelusuri. Berikut rangkumannya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Darah dari Pendonor yang Sudah Divaksin Covid-19 Berbahaya
Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim darah dari pendonor yang sudah divaksin Covid-19 berbahaya.Klaim tersebut berupa video yang diunggah akun Facebook Secreet Society, pada 24 Mei 2021.
Unggahan klaim darah dari pendonor yang sudah divaksin Covid-19 berbahaya tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
"BAHAYA DONOR DARAH DARI ORANG YANG SUDAH DI VAKSIN"
Video tersebut menayangkan sel darah, botol vaksin dan seorang yang sedang melakukan transfusi darah yang diiringi dengan narasi dalam bahasa Inggris dan terdapat terjemahan sebagai berikut:
"Perhatikan dengan seksama poin-poin yang akan saya tampilkan,transfusi darah sangat penting dan menyelamatkan nyawa, akan tetapi penggunaan vaksin Covid-19 yang tersebar luas menimbulkan pertanyaan besar. Dara orang yang sudah divaksin donor darah dari yang sudah divaksin apakah aman jika penerima donor dara dari orang yang telah disuntik vaksin Covid-19?.
Bisakah kita meminta donor darah hanya dari orang yang belum divaksin, sebagai langkah pencegahan? Tampaknya tidak ada orang yang membicarakan tentang hal ini secara publik tentang isu ini. Untuk ini kami memutuskan untuk menelusuri pendapat website Transfusi Dari berbagai negara.
Tidak ada satupun penelitian yang menguji tingkat keamanan pendonoran darah dari yang sudah divaksin kepada yang belum, seperti kita ketahui bersama, terdapat banyak efek samping dari vaksin Covid-19 ribuan orang telah mati dan jutaan kasus dampak buruk akibat vaksin ini.
Vaksin mRNA terbuat dari Protein Spike virus. Yang dapat menyebabkan resiko kesehatan serius seperti timbulnya penyakit auto-imun. Reaksi antibodi & protein darah bisa mengganggu sistem koagulasi darah dan menyebabkan penyumbatan dara yang sudah didokumentasikan dengan baik oleh VAERS.
Bagaimana jika seorang membutuhkan lima kantung darah di ruangan gawat darurat? Implikasi kesehatan apa yang akan terjadi saat menerima kantong dara daro orang yang sudah divaksin?
Belum ada studi tingkat keamanan yang cukup untuk isu ini? Orang yang sudah divaksin masih diizinkan untuk mendonorkan darahnya, padahal kandungan di dalam vaksin bisa menimbulkan raksi yang mengancam nyawa seseorang, bisa dengan mudahnya mencemari darah si penerima, mungkin saat ini anda belum membutuhkan dono darah, tapi siapa tahu nantinya.
Mohon sebarkan video ini & sampaikan pesan kepada otoritas kesehatan di daerah anda.
Untuk menolak donor darah dari orang yang sudah divaksin Covid-19.Semua vaksin Covid-19 masih dalam tahap fase uji coba. Oleh karena itu donor darah dari orang yang sedang dijadikan objek eksperimen, sangatlah tidak etis & terlarang.
Jadi apakah layak untuk menerima donor dara dari mereka yang barus sjaa divaksin?"
Setelah ditelusuri, klaim darah dari pendonor yang sudah divaksin Covid-19 berbahaya tidak benar.
Darah pendonor yang sudah divaksin Covid-19 tidak akan merusak antibodi penggunanya, sehingga orang yang sudah divaksinasi tetap dapat mendonorkan darahnya seperti biasa.
Baca selengkapnya di tautan berikut ini.
Advertisement
Tes Mandiri Covid-19 dengan Menahan Napas Selama 10 Detik
Beredar melalui aplikasi percakapan pesan berantai terkait cara mandiri untuk memeriksa covid-19 dengan cara menahan napas. Pesan berantai ini ramai dibagikan sejak tengah pekan ini.
Dalam pesan berantai disebutkan tes mandiri covid-19 dilakukan hanya dengan menahan napas. Berikut isi pesan berantai itu selengkapnya:
AYO TES SENDIRI BEBAS CORONA SETIAP PAGI ! MURAH, SEDERHANA DAN PRAKTIS
Oleh : DR. Berlian Siagian.
Awalnya infeksi Virus Corona mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Gejala klinis baru terlihat antara 7 - 28 hari setelah infeksi.
Test yang murah, sederhana, dan praktis untuk mengenal infeksi Virus Corona hanya dalam 30 detik, tanpa kunjungan ke dokter atau pemeriksaan laboratorium, sangat kita perlukan.
Anda dapat melakukannya sendiri, tanpa bantuan orang lain !
Perhatikan cara berikut ini :
Ambil napas dalam-dalam dan tahan napas selama lebih dari 10 detik ! Jika setelah menahan nafas anda berhasil mengeluarkan napas pelan2 tanpa batuk, tanpa rasa tidak nyaman, tanpa lelah, dan tanpa kaku di dada, ini membuktikan bahwa tidak ada fibrosis di paru-paru anda, dan itu sebenarnya menunjukkan bahwa TIDAK ADA VIRUS APAPUN DIDALAM PARU2 ANDA !
Anda juga perlu memastikan mulut dan tenggorokan anda lembab dan tidak kering ! Minumlah MINIMAL SETENGAH GELAS AIR HANGAT SETIDAKNYA SETIAP 30 MENIT SEKALI. Jadi deandainya ada virus Corona telah masuk kedalam mulut anda, air hangat yang anda minum secara teratur dapat masuk kedalam perut, dimana KEASAMAN LAMBUNG AKAN LANGSUNG MEMBUNUH VIRUS CORONA !
Mari jangan menjadi penonton, sampaikan kepada keluarga dan semua teman anda. Salam sehat ! ini sangat bermanfaat"
Setelah ditelusuri, pesan berantai yang berisi klaim tes mandiri covid-19 bisa dilakukan dengan menahan napas adalah tidak benar.
Baca selengkapnya di tautan berikut ini.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement