Liputan6.com, Jakarta - Siap melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juni 2021, PT Archi Indonesia Tbk mengaku pihaknya mengincar dana hingga Rp3,97 triliun.
Dari dana IPO yang didapatkan, 90 persen akan digunakan perseroan atau entitas anak untuk membayar utang bank, sedangkan 10 persennya untuk pembiayaan kegiatan operasional dan modal kerja.
Advertisement
"Kondisi cash flow perusahaan sangat strong, jadi dengan proses IPO ini kita punya tujuan pengembangan capex, dan ingin menurunkan pinjaman kepada pihak ketiga. Itu sangat masuk akal sekali buat perusahaan," kata Wakil Direktur Utama Archi Indonesia, Rudy Suhendra secara virtual, Senin, 31 Mei 2021.
Selain itu, perusahaan di bidang tambang emas ini menegaskan bila pihaknya memiliki keinginan untuk meningkatkan produksi emas.
"Kami berencana menaikan kapasitas pabrik dari 4 juta ton menjadi 8 juta ton secara berkala. Tujuan untuk mendoublekan produksi di kemudian hari," ujarnya.
Memiliki lokasi tambang di Sulawesi Utara, perusahaan telah beroperasi sejak 2011 dan memproduksi 1,9 juta ons (setara dengan 58 ton) emas hingga 2020.
Tak hanya itu, PT Archi Indonesia Tbk juga memiliki cadangan bijih emas sebanyak 3,9 juta ons (setara dengan 121 ton) hingga akhir tahun lalu.
"Area yang kita eksplor dari 40 hektar baru 10 persen. Jadi ke depannya kami akan menemukan cadangan baru untuk meningkatkan produksi kami," tuturnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Gelar IPO
Sebelumnya, PT Archi Indonesia Tbk, perusahaan tambang pure-play emas (pure-play gold producer) siap melakukan Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Juni 2021.
Dalam keterangan resminya, Archi menegaskan pihaknya akan melepas sebanyak-banyaknya 4.967.500.000 lembar saham biasa atas nama, dengan nominal Rp10 untuk setiap saham.
Ini akan mewakili sebanyak-banyaknya 20 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana Saham. Wakil Direktur Utama Archi, Rudy Suhendra mengatakan, tujuan perusahaan melakukan IPO ialah mengembangkan dan mengakselerasi rencana pertumbuhan bisnis, sekaligusmeningkatkan tata kelola perusahaan.
"Dengan mencatatkan saham perusahaan kami di BEI, Archi bermaksud untuk mempercepat rencana pertumbuhan kinerja perusahaan, dan lebih meningkatkan praktik tata kelola perusahaan yang baik dengan adanya pengawasan secara langsung dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI sebagai regulator, serta masyarakat secara umum," katanya Senin (31/5/2021).
Rudy juga menegaskan, Archi merupakan salah satu perusahaan yang memiliki exposure penuh terhadap bisnis pertambangan emas, dengan tambang ini merupakan komoditas dengan nilai yang stabil dan sangat menarik bagi investor.
"Emas sering dianggap sebagai salah satu komoditas teraman, dengan nilai investasi yang terpercaya serta sustained dari waktu ke waktu," ujarnya.
Sehubungan dengan aksi korporasi ini, Archi akan menggunakan laporan keuangan konsolidasi audit yang berakhir pada 31 Desember 2020, dan telah menunjuk PT Citigroup Sekuritas Indonesia, PT Credit Suisse Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, PT BNI Sekuritas, serta PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dari IPO yang dilakukan.
Direktur Keuangan atau Chief Financial Officer (CFO) Archi Indonesia, Adam Jaya Putra menuturkan, 90 persen dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan perseroan atau entitas anak, untuk pembayaran sebagian pokok utang bank, sedangkan sisanya untuk pembiayaan kegiatan operasional dan modal kerja. Archi memiliki lokasi tambang di provinsi Sulawesi Utara sejak 2011.
Tambang ini telah memproduksi 1.9 juta ons (setara dengan 58 ton) emas hingga 2020 dan memiliki Cadangan Bijih emas sebanyak 3,9 juta ons (setara dengan 121 ton) per akhir Desember 2020.
Advertisement