Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah diharapkan tidak lengah dalam menangani pandemi Covid-19. Meskipun beberapa indikator ekonomi mulai membaik tetapi perlu diingat pandemi belum sepenuhnya berakhir karena potensi penyebaran virus masih besar.
"Namun kita tidak boleh lengah karena hantu Covid-19 yang sekarang di India begitu dramatis dan menjalar berbagai belahan dunia," kata Ketua Badan Anggaran ( Banggar) DPR RI Said Abdullah, dalam rapat kerja bersama pemerintah di Ruang Rapat Banggar DPR RI, Senin (31/5/2021).
Advertisement
Said mengatakan kasus penyebaran Covid-19 di India menjadi alarm bagi semua negara termasuk di Indonesia. Karena hal tersebut akan menimbulkan bayangan ketidakpastian baru dan risiko pelemahan ekonomi global akan datang kembali.
Selain itu ketidakpastian terhadap harga komoditas dalam jangka menengah masih membayangi khususnya saat dipengaruhi pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang diperkirakan melanjutkan reblanching ekonomi. Ancaman lain tentu adalah momentum pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) apabila diikuti dengan pengetatan kebijakan moneter.
Berbagai risiko di atas dapat menciptakan over volatilitas dan ketidakpastian di sektor keuangan serta dinamika arus modal seperti saat terjadi pada 2013 lalu. "Kita merasakan betul kebijakan Trump dari 2013 sembuhnya di September 2015 dan pelemahan ekonomi kita rupiah kita hampir 50 persen," jelasnya.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Indonesia Kembali Terima Vaksin Covid-19 Tahap ke-14 Sebanyak 8 Juta Dosis
Sebelumnya, Indonesia kembali menerima 8.000.000 dosis vaksin Covid-19 produksi Sinovac yang tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (31/5/2021). Adapun vaksin tahap ke-14 ini dibawa menggunakan pesawat Garuda Indonesia.
"Hari ini kita kedatangan lagi vaksin yang akan dimanfaatkan untuk bangsa Indonesia," ujar Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir saat menyambut kedatangan vaksin seperti yang ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden.
Adapun jenis vaksin yang datang adalah jenis bulk, yang selanjutnya akan dilakukan proses produksi oleh Bio Farma. Dengan begitu, total vaksin yang diterima Indonesia sebanyak 92.910.050 dosis dimana 81,5 juta di antaranya dalam bentuk bulk.
Menurut Erick, sejauh ini sudah ada 26,9 juta masyarakat yang mengikuti program vaksinasi Covid-19. Dia menekankan bahwa pemerintah akan terus meningkatkan jumlah vaksinasi di Indonesia.
Indonesia memang tercatat sebagai salah satu negara di Asia Tenggara yang jumlah vaksinasinya sudah tinggi. Namun, dibandingkan dengan negara dengan populasi besar lainnya seperti China dan Amerika Serikat, jumlah vaksinasi Covid-19 di Indonesia masih terbilang kecil.
"Ini yang harus kita tingkatkan. Karena kita tahu, dengan vaksinasi justru ini membantu kita mencegah penularan, mencegah dari kematian, dan yang terpenting juga untuk ekonominya sendiri," ujarnya.
"Kita bisa mengurangi tadi pelepasan dari pengurangan tenaga kerja supaya kita bisa mempercepat ekonomi kita balik," sambung Erick.
Advertisement