Liputan6.com, Jakarta - Ratusan orang dievakuasi semalaman dan banyak orang lain diperkirakan terpaksa meninggalkan rumah mereka karena banjir besar yang dipicu oleh hujan lebat di kawasan Canterbury, Selandia Baru.
Menurut sejumlah laporan media lokal pada Senin (31/5), sedikitnya ada 300 rumah di Canterbury dikosongkan semalaman sementara sungai-sungai meluap di seluruh wilayah itu dalam "banjir 100 tahun sekali."
Advertisement
Banjir itu pun membuat beberapa jalan raya, sekolah dan kantor ditutup, dan Pasukan Pertahanan Selandia Baru mengerahkan helikopter-helikopter untuk menyelamatkan beberapa warga yang terperangkap di wilayah Ashburton.
Wali Kota Ashburton Neil Brown mengatakan bahwa "separuh wilayah Ashburton" harus dikosongkan apabila tanggul jebol, tapi masih ada "sedikit kapasitas" di sungai, seperti dilansir VOA Indonesia, Selasa (1/6/2021).
Otoritas Selandia Baru Umumkan Status Merah di Canterbury
"Hujan harus berhenti supaya permukaan sungai turun," kata Brown, menurut New Zealand Herald.
Dinas Meteorologi Selandia Baru pada Minggu (31/5) mengeluarkan peringatan berstatus merah karena hujan lebat di Canterbury dan beberapa peringatan di tempat lain.
Sementara itu, Kris Faafoi, penjabat menteri manajemen darurat dalam pernyataannya, mengatakan bahwa pemerintah mengumumkan bantuan $72.500 untuk Dana Bantuan Wali Kota.
Dana bantuan itu dikeluarkan untuk membantu masyarakat Canterbury yang terdampak banjir.
Advertisement