Pemilik Sekolah SPI Batu Dilaporkan ke Polisi, Wali Kota Dewanti: Saya Kaget dan Shock

Dewanti mengaku dirinya sudah berusaha menghubungi Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait tapi masih belum bisa.

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Jun 2021, 16:16 WIB
Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko. (batukota.go.id)

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengaku shock mendengar adanya kasus dugaan kekerasan seksual oleh pemilik sekolah Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu, yang  dilayangkan Komnas HAM ke Polda Jatim pada Sabtu (29/5/2021).

"Saya bukan hanya kaget, tapi syok mendengar pemberitaan ini. Saya belum tahu sejauh mana kebenarannya, karena saya belum bertemu secara langsung dengan siapa pun, baik dengan korban maupun dengan pihak sekolah, sehingga saya belum bisa berkomentar apa apa selain berdoa agar permasalahan ini bisa selesai dengan baik," ujar Dewanti dikutip dari TimesIndonesia, Selasa (1/6/2021).

Dewanti mengaku dirinya sudah berusaha menghubungi Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait tapi masih belum bisa. Ia pun belum berhasil menemui para korban, karena masih dalam dalam perlindungan.

Sebelumnya Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Batu (DP3AP2KB) bersiap melakukan pendampingan terhadap sekolah SPI maupun kepada para korban.

Hal itu dilakukan jika memang nanti dalam proses hukum terkait dugaan tindak pidana kejahatan seksual yang dilaporkan Komnas PA betul-betul terjadi. 

Kepala DP3AP2KB, MD Furqan menegaskan SPI adalah sekolah favorit dengan pendidikan terbaik serta terakreditasi A. Para siswanya yang sudah diorientasikan dalam pengembangan entrepreunership merupakan anak-anak berprestasi meskipun mereka dari anak-anak kurang mampu. Pihak sekolah pun mengedepankan sosial dalam pengembangan sekolah. Bahkan beberapa waktu lalu, ada sineas yang membuat film khusus sekolah ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Rata-Rata Anak Yatim

"Anak-anak ini berasal dari 6 agama yang ada di seluruh Indonesia, mereka rata-rata adalah anak yatim piatu yang ditolong SPI,"ujar Furqon.

 Karena berorientasi entrepreunership maka sekolah mereka didesain untuk pengembangan kewirausahaan.

Dalam komplek pun sekolah dibangun obyek wisata, perhotelan serta berbagai wahana edukasi. 

"Karena SMA, sekolah ini di bawah naungan Provinsi Jatim, namun karena ada fungsi perlindungan anak kita datang ke Surabaya untuk melakukan pendampingan," ujar mantan Sekretaris Disdik Kota Batu ini.

Berdasarkan data Dapodik, Sekolah SPI di Kota Batu adalah sekolah terakreditasi A. Sekolah ini memiliki 15 guru dengan jumlah siswa laki sebanyak 107 dan siswa perempuan sebanyak 132 dengan sembilan rombongan belajar. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya