Pertama Kali Senjata Abdi Dalem 'Wedhung' Dipamerkan

Wedhung atau senjata abdi dalem mirip pisau dapur akan dipamerkan. Ini merupakan kali pertama senjata wedhung ini dipamerkan.

oleh Yanuar H diperbarui 05 Jun 2021, 06:00 WIB
Pengunjung mengabadikan salah satu keris dari Paguyuban Tosan Aji Jayakarta yang dipamerkan dalam acara silaturrahim Kebudayaan di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (28/7). Sebanyak 99 keris dari Bali dan Jawa dipamerkan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Yogyakarta - Tidak banyak orang tahu soal senjata yang berbentuk mirip pisau dapur besar yang dikenal dengan senjata Wedhung. Hal inilah yang menjadi alasan digelarnya pameran Wedhung Aji Tosan di Bantul, sebagai ajang pengenalan kepada generasi muda terutama pecinta budaya Yogyakarta.

"Betul baru pertama kali pusaka wedhung dipamerkan," kata Wisben Antoro Panitia Pameran Wedhung Tosan Aji.

Wisben mengatakan, sejatinya wedhung sering digunakan pada saat khusus oleh semua kepala prajurit bila sedang menghadap raja. Di Kraton Yogyakarta, wedhung merupakan senjata "ampilan" bagi abdi dalem maupun keparak yang berpangkat lurah ke atas. 

"Wedhung terbuat dari besi dan baja dan berbentuk mirip pisau dapur dalam ukuran lebih besar. Selain itu, ada juga wedhung yang berpamor," ujarnya.

Wisben menjelaskan wedhung yang berpamor ini tangkai dan pengikatnya kadang-kadang terbuat dari emas atau perak. Jenis ini biasanya dipakai oleh para pangeran atau pejabat tinggi kraton.

"Wedhung merupakan senjata yang menjadi ukuran tinggi rendahnya seorang pejabat yang memakainya," katanya.

Wisben mengatakan acara pameran digelar di Lembah Desa di Jalan Imogiri Timur KM5, Botokenceng, Wirokerten, Banguntapan, Bantul. Acara ini akan digelar selama dua hari yaitu mulai dari 5-6 Juni 2021. 

"Lembah Desa itu semula resto. Lalu dibangun semacam galeri untuk menampung, sekaligus memamerkan koleksi lukisan Ibu Lisa Sanjaya. Yang beberapa tahun terakhir ini menyukai, mengoleksi keris," katanya.

Wisben menjelaskan sudah ada peserta pameran dari Yogyakarta, Solo, dan Jakarta. Para peserta pameran atau untuk pedagang dikenakan sewa meja Rp150 ribu untuk dua hari. "Penonton gratis," katanya.

Ia mengatakan selama acara, baik pengunjung maupun peserta harus menerapkan protokol kesehatan, di antaranya menerapakan 3 M saat mengikuti acara. "Penonton pameran diwajibkan pakai masker, jaga jarak, cuci tangan, dan diperiksa suhunya. Selain itu, pengunjung di batasi masuk ruangan," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya