Kafe di Singapura Meminta Maaf Akibat Gunakan Kata 'Menjijikan' Saat Promosi Nasi Padang Buatannya

Kafe di Singapura itu mengaku ingin menawarkan nasi Padang yang lebih 'sehat' bagi konsumennya. Alih-alih menggunakan kata lain, materi promosinya malah menggunakan kata menjijikan.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 01 Jun 2021, 10:03 WIB
Nasi padang, kuliner Indonesia asal Sumatera Barat. (Sumber Foto: godzillatummy/Instagram)

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah kafe di Singapura menuai kecaman luas setelah mereka menggunakan kata 'tanpa yang menjijikan (without the nastiest)' saat mempromosikan nasi Padang versi mereka. Kafe bernama The Ritual itu diketahui fokus melayani pesanan makanan diet untuk para konsumennya.

Publik mengaku kecewa dengan materi promosi nasi padang tersebut. Kebanyakan warganet menyebut pihak kafe menyebarkan pesan yang salah dan menyinggung budaya kuliner yang jadi kebanggaan warga Indonesia. Salah satunya dungkapkan oleh pengamat kuliner Kevindra Soemantri.

"There is one thing we should address learning from this case, that there is no such thing as one culture more superior than the other. With nasi Padang case, the "nasties" that you addressed are products of cultural identity. (Satu hal yang semestinya kita pelajari dari kasus ini bahwa tidak ada satu budaya yang lebih superior dibandingkan yang lain. Dalam kasus nasi padang, yang Anda sebut 'menjijikan' itu adalah produk identitas budaya)," tulis Kevin dalam kolom komentar, 29 Mei 2021.

Menanggapi reaksi publik, pihak kafe buru-buru menghapus materi promosi yang diunggah via Instagram Story tersebut. Mereka pun mengunggah permintaan maaf via akun media sosial resmi.

"Sebagai tim yang menyukai makanan dari budaya berbeda - pilihan kata itu sangat tidak sesuai dan tidak sensitif. Kata itu gagal mengartikulasikan maksud awal kami dan hormat kami untuk budaya dan warisan Nasi padang sebagai sebuah makanan," tulis pihak The Ritual.

Pihak kafe itu menegaskan pernyataan tersebut tidak selaras dengan nilai yang dianut perusahaan. "Kami benar-benar meminta maaf karena telah menyakiti, menyebabkan kemarahan, ataupun menghinakan," sambung mereka.

Dalam keterangan itu disebutkan pula bahwa mereka mengaku mencintai nasi Padang dan ingin agar konsumen yang memiliki diet tertentu tetap bisa menikmatinya lewat sajian yang telah dimodifikasi pihak kafe. Dalam hal ini, pihak restoran menyediakan pilihan quinoa sebagai pengganti nasi putih dan opsi lauk dan sayuran pendamping lainnya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Masih Dijual

Menu nasi padang di kafe Singapura yang menuai kecaman. (Tangakapan layar laman The Ritual)

Menu nasi Padang itu rupanya masih dijual sampai saat ini. Dalam penelusuran Liputan6.com, Selasa (31/5/2021), menu tersebut dijual seharga 21 dolar Singapura sekitar Rp226 ribu seporsi. Itu pun hanya menu orisinal, belum ditambahi sayuran lain.

Tetapi, sejumlah warganet meminta agar menu itu sebaiknya tak lagi dijual The Ritual. Dikutip dari laman AsiaOne, warganet menilai pihak kafe tidak berhak menyajikan menu tersebut di tempat mereka.

"Anda bisa berhenti mengadopsi budaya lain yang Anda sendiri tak yakin dan langkah pertama adalah dengan menghilangkan Nasi Padang dari daftar menu Anda, karena Anda tak berhak menyajikannya di restoran," komentar salah satu warganet.

"Kalau Anda tak punya hormat terhadap nasi padang, jual yang lain saja. Kami tak butuh orang-orang yang membual tentang nasi padang semu dan menyebut yang asli sebagai menjijikan...bila kamu tak bisa atau tak mau makan yang 'menjijikan' itu, jangan berani-berani menyebutnya sebagai nasi padang," tulis warganet lainnya.

 


Diplomasi Indonesia Via Jalur Kuliner

Diplomasi Lewat Jalur Kuliner (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya