Liputan6.com, Jakarta - Presiden COP26 Alok Sharma berdiskusi dengan empat aktivis lingkungan Indonesia untuk membahas berbagai ide dan tantangan dalam mendukung kebijakan yang pro-lingkungan yang digelar British Council, Selasa (1/6/2021). Tahun ini, Inggris menjadi tuan rumah.
Empat pemuda yang tampil pertama untuk berdiskusi dengan Alok Sharma adalah Yesi Christy (BMKG), Dave Djabumir (Pemuda Peduli Lingkungan Asri dan Bersih Duta Kemenpora RI), Jakob Sirongoringo (AMAN), dan Tiza Mafira (Climate Policy Initiative).
Baca Juga
Advertisement
Alok Sharma yang merupakan anggota kabinet Perdana Menteri Boris Johnson menegaskan bahwa COP26 mengajak berbagai pihak di seluruh dunia untuk membahas lingkungan. Ia berkata acara ini bukan sebatas simbolis, melainkan upaya "proper engagament."
COP26 memiliki empat tujuan: mengurangi emisi dengan ambisius, melindungi lingkungan, memberi dukungan finansial untuk mengurangi emisi di berbagai negara, dan kerja sama global.
Alok Sharma berkata melibatkan perwakilan dari seluruh dunia dalam strategi melindungi lingkungan, seperti perwakilan masyarakat adat, kelompok agama, pemuda, dan perempuan. Dan berikut hasil diskusi dengan para pemuda Indonesia.
Aktivis Indonesia
Para aktivis lingkungan Indonesia menyampaikan berbagai ide berbeda sesuai kompetensi mereka masing-masing. Yesi Christy mendukung agar edukasi tentang lingkungan bisa diperkuat di sekolah-sekolah. Alok Sharma setuju dan meminta agar pendidikan tak sebatas pada anak-anak saja.
"Tidak hanya bagi anak-anak muda, ini juga terkait bagaimana kamu memberdayakan semua orang di masyarakat untuk memahami hal ini," ujar Sharma.
Tiza Mafira mendorong adanya program dan insentif ekonomi nyata agar Indonesia bisa menjadi hub untuk pertumbuhan hijau. Ia pun berharap agar kebijakan tak hanya di permukaan saja, melainkan harus ada integritas.
Sementara, Dave Djabumir yang berada di Kepulauan Aru menyarankan agar daerah-daerah kepulauan dan pantai lebih diperhatikan dalam kebijakan lingkungan.
Selan itu hadir pula figur-figur seperti Irvan Helmy (Anomali Coffee), Melati Wijsen (Bye Bye Plastic Bags), Gita Syahrani (Lingkar Temu), Dyah Roro Esti (Komisi VII DPR), dan Andhyta F. Utami (Bank Dunia Jakarta).
Advertisement