6 Fakta Menarik tentang Tanah Bumbu yang Baju Adatnya Dipakai Jokowi di Hari Kelahiran Pancasila

Tanah Bumbu merupakan salah satu kabupaten hasil pemekaran di Kalimantan Selatan. Apa lagi fakta menarik dari daerah itu?

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Jun 2021, 08:31 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato saat memimpin upacara peringatan Hari Kelahiran Pancasila secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/6/2021). Untuk tahun ini, Jokowi mengenakan baju adat dari Kabupaten Tanah Bumbu. (FOTO:Biro Pers Kepresidenan)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Tanah Bumbu memang tidak setenar kota lain di Pulau Kalimantan. Daerah itu merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Daerah dengan luas wilayah sebesar 5.066,96 kilometer persegi itu dikenal sebagai daerah penghasil batu bara terbesar yang ada di Kalimantan Selatan. Bahkan, kabupaten ini memiliki pertambangan yang cukup besar. Namun, saat ini Tanah Bumbu beralih ke sektor pertanian, khususnya padi.

Selain itu, perkebunan karet dan kelapa sawit menjadi primadona di Tanah Bumbu saat ini. Selama 2017, kedua komoditas tersebut mampu menghasilkan 20.898 ton karet mentah dan 1.365.307 ton tandan buah kelapa sawit.

Apa lagi daya tarik dari Tanah Bumbu yang baju adatnya dikenakan Presiden Jokowi pada Hari Kelahiran Pancasila 2021 kemarin? Berikut enam fakta menarik tentang Tanah Bumbu yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Selasa, 1 Juni 2021.

1. Memiliki Moto Bumi Bersujud

Setelah pemekaran dari Kabupaten Kotabaru pada 2003 lalu, Kabupaten Tanah Bumbu memiliki moto Bumi Bersujud. Moto tersebut memiliki arti bersih, syukur, jujur, dan damai.

Nama Bumi Bersujud ini identik dengan cara seseorang mengimplementasikan rasa syukur mereka kepada Sang Khalik. Hal ini lantaran kehidupan masyarakat di Tanah Bumbu terkenal dengan istilah Manajemen Ilahiyah yang mengimplementasikan kehidupan masyarakat serta nuansa agamis di lingkungan perkantoran.

2. Baju Adat Tanah Bumbu

Daerah di pesisir Kalimantan Selatan ini memiliki baju adat yang menjadi ciri khas Kabupaten Tanah Bumbu. Penggunaan kain tenun pada baju adat Tanah Bumbu Bugis Pagatan menjadi ciri khasnya. Kain tersebut digunakan sebagai sarung dan juga penutup kepala. Sarung yang digunakan merupakan simbol manusia yang terampil dan pekerja keras. Sedangkan, laung atau penutup kepala sebagai kewibawaan dan keperkasaan.

Pada bagian dalam baju yang disebut dengan teluk balana menjadikan baju adat Tanah Bumbu sebagai simbol baju nusantara yang agamis. Selain itu, baju bagian luar dinamakan cekak musang tanpa kacing yang bermakna tingginya budi pekerti dan selalu menghargai perbedaan.

Bahkan, celana panjang dan ikat pinggang juga memiliki makna. Celana yang digunakan melambangkan simbol kesetiaan dan ikat pinggang sebagai simbol kesederhanaan. Pada bagian dada kiri juga dilengkapi dengan bunga emas sebagai simbol pemimpin yang bijaksana.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


3. Pesta Adat Mappanretasi

Gua Liang Bangkai yang di dalamnya terdapat tujuh gua (dok. Instagram @tripkalsel / https://www.instagram.com/p/CIFvfpIl3o6/?utm_medium=copy_link / Dinda Rizky)

Mappanretasi atau pesta laut merupakan upacara adat Suku Bugis. Pesta ini berlangsung di Pantai Pagatan Tanah Bumbu dan rutin diadakan setiap tahun selama tiga minggu di bulan April. Kata Mappanretasi berasal dari bahasa Bugis, yaitu ma’ppanre yang berarti memberi makan dan tasi yang berarti laut. Apabila diartikan secara keseluruhan, Mappanretasi memiliki arti ritual memberi makanan di laut.

Pesta adat Mappanretasi digelar sebagai bentuk syukur bumi atas hasil laut yang melimpah. Nelayan yang tinggal di pesisir menggelar acara dengan cara melarung sesajen sebagai wujud syukur atas hasil laut. Sesajen yang digunakan berupa sesisir pisang barengseng, nasi ketan putih, hitam, kuning, dan merah jambu, yang dilengkapi dengan ayam panggang serta pisang raja. Sesajen tersebut dibawa untuk mengiringi ayam berwarna hitam yang dibawa menggunakan kapal nelayan yang telah dihias.

4. Tujuh Gua di dalam Gua

Gua Liang Bangkai menjadi salah satu destinasi wisata yang terkenal di Tanah Bumbu. Gua ini terletak di kaki Gunung Meratus yang dikelilingi oleh lingkungan asri. Pemberian nama gua ini cukup menarik lantaran penamaannya mengacu pada kondisi aroma yang ada di dalam gua.

Ketika memasuki gua tersebut, setiap orang akan mencium aroma seperti bau bangkai yang tak sedap. Hal tersebut dikarenakan banyak kelelawar yang mati di gua itu dan aroma bangkainya tercampur dengan kotoran kelelawar.

Gua Liang Bangkai merupakan salah satu gua purba tertua yang ada di Indonesia. Uniknya, gua yang diperkirakan berusia tidak kurang dari 3000 tahun ini memiliki tujuh gua lain di dalamnya. Gua tersebut memiliki nama yang berbeda-beda, seperti Gua Tujuh Pintu, Gua Kelelawar, Gua Candi, Gua Batumuda, dan Gua Putri.

 

 


5. Makanan Khas Kue Ipau

Makanan khas Kue Ipau yang disebut sebagai lasagna tradisional Nusantara (dok. Instagram @warung_optimus / https://www.instagram.com/p/CApXaneBGGQ/?utm_medium=copy_link / Dinda Rizky)

Kue Ipau merupakan lasagna tradisional khas Nusantara. Aslinya, nama Kue Ipau ini adalah Wadai Ipau. Kata “wadai” diambil dari bahasa Banjar yang berarti kue.

Makanan khas Batu Licin yang jadi ibu kota Tanah Bumbu ini terbuat dari tepung, telur, serta bumbu-bumbu. Bahan yang digunakan untuk membuat kue ini seperti wortel, bawang merah dan putih, serta bubuk kari. Isiannya dapat ditambahkan daging ayam agar lebih nikmat.

6. Penghormatan Tamu oleh Masyarakat Tanah Bumbu

Saat perayaan hari besar, biasanya masyarakat Tanah Bumbu menampilkan sebuah tarian khas Bugis Pagatan yang disebut Tarian Mappakaraja. Tarian ini biasa didedikasi oleh para remaja ceria sebagai bukti bahwa masyarakat Tanah Bumbu menghormati tamu.

Tarian Mappakaraja dimainkan oleh enam atau lebih remaja putri dengan tarian lenggak lenggok dan membawa sebuah mangkuk berisi bunga dengan maksud untuk memberikan sambutan atau menghormati tamu yang datang. Seiring dengan perkembangan waktu, Tarian Mappakaraja berkembang menjadi hiburan bagi masyarakat ketika memeriahkan suatu acara. (Dinda Rizky Amalia Siregar)


Agenda Libur Nasional dan Cuti Bersama 2021

Infografis Libur Nasional dan Cuti Bersama 2021 (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya