Zulkifli Hasan: Suatu Kehormatan Jika PDIP Ajak PAN Berkoalisi

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengatakan suatu kehormatan apabila PDI Perjuangan membuka peluang untuk berkoalisi dengan partainya.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 02 Jun 2021, 03:27 WIB
Ketua MPR Zulkifli Hasan atau Zulhas. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengatakan suatu kehormatan apabila PDIP membuka peluang untuk berkoalisi dengan partainya.

"PDI Perjuangan adalah partai politik besar, sehingga apabila mengajak kami untuk berkoalisi, itu suatu kehormatan," kata Zulkifli, usai menghadiri acara Penggalangan Dana Kemanusiaan untuk Palestina, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (1/6/2021).

Zulkifli menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristianto yang menyebutkan partainya membuka peluang untuk koalisi dengan PAN, khususnya setelah Amien Rais meninggalkan partai tersebut.

Zulkifli menilai koalisi PAN dalam pemilu mendatang tidak hanya terpaku pada satu partai, sehingga terbuka kemungkinan untuk berkoalisi dengan partai politik lainnya seperti Golkar, Gerindra, NasDem, dan PKS.

"Tentu 20 persen (ambang batas partai mengajukan calon presiden), kami tidak bisa sendiri. Jadi kalau kami diajak koalisi, berarti partai tersebut menghormati PAN, dan kami ucapkan terima kasih," ujarnya seperti dikutip dari Antara.

Wakil Ketua MPR RI itu menegaskan bahwa partainya belum memutuskan akan berkoalisi dengan partai politik mana saja untuk Pemilu 2024.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Fokus Bantu Penanganan COVID-19

Menurut dia, partainya saat ini sedang fokus membantu Pemerintah dalam penanganan dampak pandemi COVID-19.

"Kami sekarang sedang fokus dalam penanganan COVID-19, ini kan kasusnya lagi meningkat lalu ekonomi dalam kondisi tidak baik. Saya mengajak kita semua hentikan saling hujat," katanya.

Zulkifli menekankan bahwa kunci utama kemajuan bangsa Indonesia adalah bersatunya seluruh masyarakat untuk membangun bangsa.

Menurut dia, semua perbedaan yang ada, khususnya pasca-Pemilu 2019 harus dihilangkan, karena sudah saatnya untuk bersatu mengatasi berbagai persoalan bangsa.

"Kita harus hentikan soal 'kampret-cebong', karena kalau kita tidak bisa bersatu, Indonesia tidak bisa maju," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya