Liputan6.com, Jakarta Darah seni tak bisa jauh-jauh ditinggalkan Baruna Priyotomo. Pernah merasakan kesuksesan bermusik dengan Elpamas, ia kini memiliki keluarga baru bernama Barakarama Project. Dalam project musik ini, Baruna tak cuma mengisi posisi sebagai lead vocal, tapi juga founder.
Selaku founder, Baruna merancang project ini sebagai wadah untuk melakukan eksplorasi seni. Tak sekadar hanya musik, tapi juga memiliki unsur tari, teater, dan seni tradisi Indonesia. Tak heran, pada single "Nyanyian Bangsa" yang baru saja dirilis, terdapat bunyi-bunyian khas etnik.
"Mungkin benar, di atas umur 40 an, dengan jam terbang yang tinggi, hasrat menggelorakan cinta kebangsaaan, mengangkat seni etnik negeri sendiri sudah tidak bisa dibentung lagi," kata Baruna saat ditemui di Jakarta, Kamis (10/6/2021).
Baca Juga
Advertisement
Gabungan Etnik dan Semangat Kebangsaan
Baruna membesut Barakarama Project dengan nuansa etnik bercampur dengan lirik bermuatan semangat nasionalisme. Hal itu sudah dirancang dalam pikirannya saat memutuskan untuk bermusik bersama Barakarama Project.
"Ini adalah sebuah project yang mengangkat kembali keunikan dan kekayaan bunyi etnik di Nusantara, menyatukannya dengan lirik yang memuat semangat kebangsaan dan nasionalisme yang tinggi,” Baruna menjelaskan.
Advertisement
Darah Pejuang
Lagu bermuatan nasionalisme dan kebangsaan dipilih Baruna untuk menggelorakan semangat tersebut kepada generasi saat ini. Apalagi, Baruna memiliki cerita historis dengan perjuangan.
"Dalam darah saya, ada darah pejuang. Eyang saya dulu pejuang kemerdekaan di Yogyakarta, di jaman Pak Ahmad Yani," vokalis yang pernah mengambil studi tentang Sound Audio Engineering di Jerman pada akhir 1990 ini, menguraikan.
Personel Barakarama Project
Formasi Barakarama Project saat ini adalah Baruna (vokal), Riffy Putri - Yuyun - Bunga (vokal), Toto Tewel dan Youslam (gitar), Ardy (bas), Estu Pradana (keyboards), Ihsan (biola), Hendrikus ( perkusi ) dan Rere (drums).
Rere yang duduk di posisi drummer menyebut, titik berat Barakarama Project adalah, mereka beralih dari industri musik yang mainstream menjadi penuh unsur etnik.
Advertisement
Angkat Pluralisme
"Kita ingin merawat pluralisme, keanekaragaman budaya, bahasa, suku dan agama Indonesia. Dan sebagai seniman, kita bersuara lewat musik. Unsur etnik di sini menjadi penting, agar kita tidak asing dengan budaya kita yang sangat kaya," Rere menjelaskan.
Rere berharap dalam waktu mendatang Barakarama Project bisa saja menggelar diskusi tentang membangun toleransi.