Erick Thohir Sebut Vaksin Sinovac dan Sinopharm Dijamin WHO

Erick Thohir mengumumkan, dua vaksin yang digunakan Pemerintah Indonesia yakni Sinovac Biotech Ltd dan vaksin Sinopharm telah masuk dalam daftar resmi milik WHO

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 02 Jun 2021, 12:25 WIB
Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana KPC-PEN Erick Thohir menyambut kedatangan bahan baku vaksin Sinovac di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (31/5/2021). (Dok Kementerian Komunikasi dan Informatika)

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir mengumumkan, dua vaksin yang digunakan Pemerintah Indonesia yakni Sinovac Biotech Ltd dan vaksin Sinopharm telah masuk dalam daftar resmi milik Badan Kesehatan Dunia atau World Healt Organization (WHO).

Erick mengatakan, pihaknya sangat senang dengan pencapaian tersebut, lantaran kemananan dan efektivitas kedua vaksin tersebut telah dijamin oleh WHO.

"Ini mudah-mudah bisa membantu ke depan untuk masyarakat Indonesia ke depan melakukan perjalanan. Apakah di dalam negeri atau di luar negeri tentu itu pasti ada pihak-pihak yang harus disinkronisasikan," ujar dia di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (2/6/2021).

Menurut dia, hasil kerjasama mendatangkan kedua vaksin asal Tiongkok itu merupakan kolaborasi antara pihaknya dengan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Mantan Bos Inter Milan ini pun menjamin masyarakat sebagai pengguna vaksin Sinovac dan Sinopharm dapat merasa aman lantaran telah diakui WHO.

Namun begitu, ia menambahkan, pemerintah tak akan berpuas diri dan terus mengembangkan vaksin buatan dalam negeri. Adapun vaksin yang tengah dikembangkan yakni Vaksin Merah Putih oleh Lembaga Eijkman dan beberapa universitas.

"Alhamdulilah kita melakukan terobosan, Biofarma adalah sebuah institusi Kementerian BUMN yang sudah melaksanakan kerja sama vaksin dengan banyak pihak dan hari ini masuk dalam list nomor 121," terangnya.

Oleh karenanya, Erick berharap, ke depan vaksin yang diproduksi di Indonesia dapat hasil yang optimal dalam waktu dekat. Sehingga untuk menangani pandemi Covid-19 tidak perlu mendatangkan vaksin dari luar negeri.

"Kita harus bisa memproduksi vaksin sendiri tidak harus impor terus seperti sekarang," imbuh Erick Thohir.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


HomeBisnis Indonesia Kembali Terima 8 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac

Indonesia kedatangan 6 juta bahan baku (bulk) vaksin Sinovac, yang merupakan tahap ke-8 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu, 18 April 2021. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Indonesia tercatat telah menerima total 75,9 juta dosis vaksin Covid-19 hingga kedatangan vaksin tahap ke-14 hari ini, Senin (31/5/2021). Pada tahap ini, Indonesia menerima 8 juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac dalam bentul bulk.

Menteri BUMN Erick Thohir didampingi pihak Kementerian Kesehatan dan Bea Cukai Kemenkeu menyambut kedatangan vaksin Sinovac ini di Bandara Soekarno-Hatta. Erick bilang, 75,9 juta dosis vaksin tersebut cukup untuk memvaksinasi 37,5 juta orang.

"Alhamdulillah pemerintah dibantu rakyat semua kita sudah vaksinasi sebanyak 26,9 juta orang sekarang," ujar Erick dalam keterangan pers secara virtual.

Dikatakannya, vaksinasi Covid-19 merupakan game changer yang membantu masyarakat mencegah penularan bahkan mengurangi risiko kematian akibat Covid-19.

Yang terpenting, percepatan vaksinasi juga berpengaruh baik terhadap ekonomi Indonesia yang diramal pulih dengan pertumbuhan 4-5 persen tahun ini, terutama untuk menghidupkan kembali aktivitas industri dan mencegah pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Pemerintah konsisten dengan program Indonesia sehat, Indonesia bekerja, Indonesia tumbuh, jadi penanganan pandemi ini yang terpenting," katanya.

Kendati, Erick terus mengingatkan masyarakat untuk tidak lengah dalam mematuhi protokol kesehatan karena meskipun vaksin Covid-19 jadi game changer, jika protokol kesehatan longgar, penularan virus masih akan tetap terjadi.

"Kami harapkan dukungan dari masyarakat, disiplin memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan," ujar Erick

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya