Erick Thohir Tetap Pertahankan 1.300 Pilot dan Awak Kabin Garuda Indonesia

Garuda Indonesia akan berfokus kepada bisnis penerbangan domestik dalam negeri dengan melayani perjalanan masyarakat antarpulau di Tanah Air.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jun 2021, 05:31 WIB
Menteri BUMN, Erick Thohir mengikuti rapat dengar pendapat umum dengan Panitia Kerja (Panja) DPR RI untuk skandal di PT Asuransi Jiwasraya (Persero), di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (29/1/2020). Erick Thohir diundang untuk membahas penyelesaian sengkarut Jiwasraya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia (Persero) menawarkan program pensiun dini untuk para karyawannya hingga 19 Juni 2021. Langkah ini dijalankan demi menyelamatkan keuangan perusahaan yang tertekan akibat rugi dan utang.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, ia akan mempertahankan ribuan karyawan Garuda Indonesia agar tetap berada di perusahaan maskapai pelat merah tersebut.

"Dari hasil laporan yang saya dapatkan bahwa kami tetap mempertahankan 1.300 pilot dan awak kabin, serta 2.300 pegawai," kata Erick dikutip dari Antara, Rabu (2/6/2021).

Dia menjelaskan, pandemi COVID-19 telah memukul industri penerbangan di seluruh dunia, bahkan ada maskapai asing yang lebih parah ketimbang Garuda Indonesia.

Menurutnya, pemerintah saat ini perlu mencari cara agar perusahaan pelat merah itu bisa bertahan menghadapi tekanan kondisi keuangan yang minus.

Erick Thohir mengatakan Garuda Indonesia akan berfokus kepada bisnis penerbangan domestik dalam negeri dengan melayani perjalanan masyarakat antarpulau di Tanah Air.

Aksi yang dilakukan pemerintah ini merupakan upaya untuk menyelamatkan Garuda Indonesia dari masalah finansial akibat utang dan kerugian yang dialami perseroan.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Utang

Garuda Indonesia tercatat memiliki utang USD 4,9 miliar atau setara Rp 70 triliun. Angka tersebut meningkat sekitar Rp 1 triliun setiap bulan karena terus menunda pembayaran kepada pemasok.

Perusahaan memiliki arus kas negatif dan utang minus Rp 41 triliun. Tumpukan utang tersebut disebabkan pendapatan perusahaan yang tidak bisa menutupi pengeluaran operasional.

Berdasarkan pendapatan Mei 2021 Garuda Indonesia hanya memperoleh sekitar USD 56 juta dan pada saat bersamaan masih harus membayar sewa pesawat USD 56 juta, perawatan pesawat USD 20 juta, bahan bakar avtur USD 20 juta, dan gaji pegawai USD 20 juta.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya