Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan terkait pemakaian masker bisa mengakibatkan bunuh diri massal di seluruh dunia karena keracunan CO2. Postingan ini ramai dibagikan sejak bulan lalu.
Salah satu yang mempostingnya adalah akun bernama Wahyu Saputra. Dia mengunggahnya di Facebook pada 20 Mei 2021.
Advertisement
Berikut isi postingannya:
"MEGA PROJECK DUNIA Yang Di Rancang Oleh Yahudi,Amerika dan China**UNTUK MEMBENAMKAN : KEBANGKITAN ISLAM YANG MENDUNIA* *CORONA_YG_MENIPU*(Copas + Edit)*
Bismillah...**PROGRAM BUNUH DIRI MASAL, AGAR MASYARAKAT DUNIA* *MENGHIRUP CO2**Karna Dengan Berlebihan Menghirup CO2, Manusia Tidak akan Hidup lama alias Bunuh Diri Massal*
😞 🙃🙃*Yang Dibutuhkan Oleh Tubuh Kita Seharusnya Menghirup O2 ( Oksigen )**tetapi karena CO2 (Karbon Dioksida) nya tertahan di masker, maka mau tidak mau harus kita hirup lagi).......
Inilah Program Pertama Mereka ( Yahudi Cs )**MAKA TERJAWABLAH SUDAH SIAPA SEBENARNYA CORONA....... YANG MEREKA CIPTAKAN.😊😊😊
**Tolong... dan Mohoon, ini dibaca sampai habis biar Kita Sadar dan tidak larut dalam rasa takut yg berlebihan..... yg entah sampai kapan tipu daya mereka akan berakhir."
Lalu benarkah postingan yang mengklaim memakai masker bisa mengakibatkan bunuh diri massal akibat keracunan CO2?
#IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan video pilihan berikut ini
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com juga meminta penjelasan dari dr. Muhamad Fajri Adda'i. Ia menjelaskan tidak ada bukti ilmiah yang menyebut pemakaian masker bisa memicu kematian.
"Hoaks jika ada yang mengklaim seperti itu. Justru dengan masker risiko penularan menurun hingga 70 persen berdasarkan penelitian," ujar dr Fajri, sapaan akrabnya saat dihubungi Cek Fakta Liputan6.com.
"Memakai masker sangat krusial, apalagi dengan pelaksanaan protokol kesehatan yang lain. Bahkan perkembangan mutasi virus yang mengancam membuat negara-negara Eropa dan AS merekomendasikan pemakaian masker lebih ketat lagi."
Studi terkait masker bisa mengurangi risiko terpapar covid-19 bisa dilihat di link ini...
Selain itu Cek Fakta Liputan6.com juga meminta penjelasan dari dr. RA Adaninggar. Sp.PD.
"Masker hanya bisa menangkap droplet ukuran 10 nm ke atas sedangkan O2 dan CO2 ukurannya kurang dari 0,03nm, dan itu kecil sekali, bisa keluar masuk bebas lewat masker sehingga tidak ada pengaruhnya atau menimbulkan penyakit macam-macam," ujar dr. Ning, sapaan akrabnya saat dihubungi Liputan6.com.
Selain itu Cek Fakta Liputan6.com juga menemukan artikel berjudul "Myths about Masks and Other Coronavirus Facial Coverings" yang dimuat situs hopkinsallchildrens.org. Di sana terdapat penjelasan dari dokter spesialis penyakit menular anak, Matthew Thomas, M.D.
"Saat Anda menghembuskan napas, karbon dioksida meninggalkan paru-paru Anda dan keluar dari tubuh melalui hidung atau mulut. Karbon dioksida adalah gas yang tersusun dari molekul-molekul kecil. Molekul-molekul ini sangat kecil sehingga bisa melewati banyak bahan, termasuk bahan yang digunakan untuk membuat masker."
"Jika Anda menggunakan masker kain atau masker medis, karbon dioksida akan keluar dengan aman. Itu tidak akan menumpuk di dalam masker atau membuat Anda sakit. Ingatlah bahwa memakai masker mungkin merupakan pengalaman baru bagi Anda, tetapi tenaga medis telah memakai masker dengan aman selama puluhan tahun untuk melindungi diri sekaligus membantu orang lain," katanya menegaskan.
Sumber:
https://jamanetwork.com/journals/jama/fullarticle/2776536?guestAccessKey=e22ecf5f-694a-4f30-b397-cafc0ad679e2&utm_source=fbpage&utm_medium=social_jama&utm_term=4481279606&utm_campaign=article_a
https://www.hopkinsallchildrens.org/ACH-News/General-News/Myths-about-Masks-and-Other-Coronavirus-Facial-Cov
Advertisement
Kesimpulan
Postingan yang mengklaim memakai masker bisa mengakibatkan bunuh diri massal akibat keracunan CO2 adalah hoaks.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement