Jalur Kereta Logistik ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Hidup Kembali

Kereta logistik menuju terminal petikemas Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya terakhir kali dioperasikan pada 30 Maret 2016.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 03 Jun 2021, 15:47 WIB
Petugas melintas di muatan KA Logistik di Stasiun JICT Tanjung Priok, Kamis (18/2/). Dioperasikannya KA Logistik Tanjung Priok diharapkan mampu menurunkan masalah waktu bongkar muat atau dwelling time hingga dua hari. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Angkutan kereta api logistik terintegrasi dengan terminal petikemas di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya kembali diaktifkan. Ini terjadi berkat kolaborasi antara PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI beserta PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau Pelindo III dan anak usahanya PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS).

Melalui reaktivasi ini, kegiatan muat dan bongkar barang yang sebelumnya dilakukan di Stasiun Kalimas, maka jalur untuk proses bongkar atau muat barang bisa juga lewat Terminal Petikemas Surabaya.

Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo mengatakan, kolaborasi ini merupakan wujud konektivitas antara angkutan moda kereta api dan pelabuhan, khususnya di sektor muat atau angkut barang atau logistik.

"Reaktivasi ini merupakan milestone yang sangat penting, dimana dengan diaktifkannya kembali pengoperasian angkutan logistik kereta api dari dan menuju terminal petikemas ini dapat memberikan nilai lebih (added value) untuk industri logistik dan kepelabuhan nasional sebagai value creator," ujarnya, Kamis (3/6/2021).

Didiek menyampaikan, kereta logistik menuju terminal petikemas Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya terakhir kali dioperasikan pada 30 Maret 2016. Dalam pengoperasian kembali, PT KAI telah melakukan sejumlah persiapan, seperti pengadaan material hingga penggantian jalan rel.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Sistem

KA Logistik tiba di Stasiun JICT Tanjung Priok, Kamis (18/2). Dioperasikannya Kereta Api (KA) Logistik Tanjung Priok diharapkan mampu menurunkan masalah waktu bongkar muat atau dwelling time hingga dua hari. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Bicara soal konektivitas, Didiek menilai, itu bukan hanya fisik tapi juga sistem. Dia mengaku telah berdiskusi dengan Pelindo III, bagaimana mengintegrasikan sistem host to host antara KAI dengan Pelindo III dan Terminal Petikemas Surabaya.

"Sehingga harapannya bisa memberikan layanan yang end to end kepada para client yang melakukan bongkar/muat atau pemilik barang. Sehingga pengiriman logistik yang dari/menuju Pelabuhan Tanjung Perak dapat bersifat end to end," ungkapnya.

Adapun pada Terminal Petikemas Surabaya, PT KAI memiliki dua jalur kereta api, dimana masing-masing mampu mengakomodir kereta barang petikemas dengan rangkaian 10 gerbong datar. Sehingga total kapasitas muat TPS nanti sebanyak 20 gerbong datar berkapasitas 40 TEUs.

"Harapan kami nanti kita akan terus beradaptasi dengan perkembangan sehingga bisa kami lebih kembangkan atas kerjasama dengan TPS dan Pelindo III," kata Didiek.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya