Kemlu Gelar Invest in Indonesia, Investor Asing Beri Testimoni

Pihak investor dan perdagangan dari luar negeri memberikan testimoni di acara Invest in Indonesia.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 03 Jun 2021, 23:50 WIB
Menlu Retno Marsudi dalam press briefing bersama dengan awak media pada Kamis (17/9/2020). (Dok: Kemlu RI)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menggelar acara dialog investasi bertajuk Invest in Indonesia: Opportunities in Asia's Economic Powerhouse. Acara ini bertujuan membantu pemulihan ekonomi dan investasi agar Indonesia siap bangkit ketika pandemi COVID-19 berlalu. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani turut hadir untuk memberikan keynote speech. Sri Mulyani mempromosikan UU Ciptaker, kemudahan regulasi, keyakinan bahwa pertumbuhan GDP akan positif tahun ini, serta dukungan pada ekonomi yang melindungi iklim. 

"Kita akan terus melanjutkan pemulihan. Pemulihan kuat telah diindikasikan melalui berbagai indikator," ujar Sri Mulyani pada Kamis malam (3/5/2021).

Beberapa indikator yang disorot adalah indeks penjualan ritel, indeks manufaktur, serta indeks kepercayaan konsumer. Ekspor Indonesia pada April juga disebut sedang melonjak hingga 50 persen.

Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar juga hadir dan membahas tantangan peringkat Indonesia di daftar Ease of Doing Business. Selama ini, peringkat Indonesia hanya menengah karena lamanya prosedur hukum, hinggal sulitnya mendapat izin. 

Ia pun menyebut bahwa kehadiran UU Omnibus Cipta Kerja dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut dan meningkatkan peringkat Indonesia. 


Testimoni

Menteri Keuangan Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Feb 2019 di Jakarta, Rabu (20/2). Kemenkeu mencatat defisit APBN pada Januari 2019 mencapai Rp45,8 triliun atau 0,28 persen dari PDB. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Direktur Amerika Eropa Kemlu Ngurah Swajaya berkata menghadirkan tokoh-tokoh perdagangan dari luar negeri untuk meyakinkan para investor internasional. Salah satu yang hadir adalah Danny Sooferian, Presiden Alpan Lighting Products. 

Perusahaan Alpan memiliki pangsa di Amerika Utara, seperti Amerika Serikat dan Meksiko. Ia memutuskan memindahkan perusaahnya dari China ke Indonesia karena isu tenaga kerja yang semakin berat di China.

"Indonesia dapat menjadi solusi dari masalah itu untuk menemukan pengalaman serta tenaga kerja tipikal yang kami butuhkan," ujarnya.

Alpan pindah ke Semarang, Jawa Tengah. Ia berkata pemerintah daerah setempat sangatlah suportif dalam proses investasi.

Selain itu, ia mengaku terbantu oleh pihak KJRI Los Angeles yang memberi fasilitasi maksimal sehingga memudahkan pihaknya untuk melakukan penelitian dan berkomunikasi dengan pejabat setempat. 

"KJRI Los Angeles sangatlah luar biasa dalam memberikan kita tools untuk berdiri di Jawa Tengah. Mereka tak hanya memberikan kita asistensi ketika halangan atau masalah muncul, tetapi juga sampai mengirimkan staf mereka bersama kita ke Jawa Tengah agar membantu kita bertemu pejabat-pejabat yang spesifik," jelas Sooferian.

 


Akses Pasar Terbuka Lebar

Pekerja mengecek mobil baru siap ekspor di IPC Car Terminal, Jakarta, Rabu (27/3). Pemerintah berencana memacu ekspor industri otomotif dengan harmonisasi skema PPnBM, yaitu tidak lagi dihitung dari kapasitas mesin, tapi pada emisi yang dikeluarkan kendaraan bermotor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Alexander Feldman dari US-ASEAN Business Council juga mengaku tak sabar melihat efek dari UU Ciptaker dalam menunjang kejelasan, transparansi dan efisiensi. Ia optimistis hubungan dagang Indonesia dengan dunia bisa semakin luas. 

"Kami juga melihat harapannya sebuah peningkatan relasi dagang Indonesia dengan negara-negara lain di dunia, agar akses pasar semakin terbaik untuk barang-barang yang diproduksi di Indonesia," ujar Feldman.

Sara Wilsman, Chief Trade Commissioner dari Kanada, juga mendukung pentingnya reformasi ekonomi di Indonesia, sebab Indonesia dinilai semakin penting bagi Kanada.

"Indonesia benar-benar telah menjadi mitra strategis bagi Kanada. Negara ini telah menjadi mitra dagang terbesar ketiga Kanada di region, tujuan paling penting kedua untuk Direct Investment dari Kanada, (dan) investor sudah lama berada di sana," ujar Wilshaw.

Ia berkata perusahaan-perusahaan Kanada telah berinvestasi senilai 4 miliar dolar Kanada sejauh ini, seperti di bidang ritel dan infrastruktur.

Wilshaw berkata dulu banyak investor ragu-ragu untuk berinvestasi di Indonesia akibat ketidakpastian birokrasi. Dengan adanya UU Ciptaker, ia berharap ada suasana baru yang tercipta untuk mendorong investasi Kanada, seperti di bidang manufaktur.

"Ini tentunya akan menolong kedua negara untuk membangun kembali setelah pandemi," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya