Liputan6.com, Jakarta WHO resmi merilis penamaan baru untuk mutasi virus corona pada Senin(31/5/2021). WHO menggunakan alfabet Yunani untuk menyebut varian baru dari COVID-19 yang muncul saat ini. Diubahnya penamaan varian baru COVID-19 bertujuan untuk menyederhanakan sebutan sekaligus menghapus stigma dari nama-nama yang sudah dikenal sebelumnya.
Baca Juga
Advertisement
"Penamaan untuk varian ini sederhana, mudah diucapkan & diingat & didasarkan pada alfabet Yunani, sistem yang dipilih setelah konsultasi luas & tinjauan beberapa sistem potensial." ujar Maria Van Kerkhove selaku Pimpinan Teknis COVID-19 WHO lewat akun Twitter-nya.
Gunakan alfabet Yunani
Dijelaskan WHO, kombinasi angka dan huruf dari varian COVID-19 yang ada sangat susah diingat dan rentan kesalahan saat pencatatan. Penggunaan alfabet Yunani menurut WHO dirasa mampu mempermudah menyebut varian yang ada.
WHO bersama sekelompok ilmuwan dari Kelompok Kerja Evolusi Virus WHO, jaringan laboratorium rujukan COVID-19 WHO, perwakilan dari GISAID, Nextstrain, Pango dan pakar tambahan dalam virologi, nomenklatur mikroba, dan komunikasi dari beberapa negara dan lembaga telah mempertimbangkan penamaan yang mudah diucapkan dan tidak menstigmatisasi.
Saat ini, kelompok ahli yang dikumpulkan oleh WHO ini telah merekomendasikan penggunaan label menggunakan huruf Alfabet Yunani, seperti Alpha, Beta, Gamma, yang akan lebih mudah dan praktis untuk dibahas oleh khalayak non-ilmiah.
Menurut Maria Van Kerkhove, meski memiliki penamaan baru, penamaan ini tidak menggantikan nama ilmiah yang ada. Nama ilmiah akan tetap digunakan untuk menyampaikan info ilmiah dan akan terus digunakan dalam penelitian. Sementara penamaan baru akan membantu penyebutan dalam diskusi publik karena sistem penomoran mungkin sulit untuk diikuti.
Advertisement
Patahkan stigma negara
Sebelumnya, varian baru COVID-19 yang muncul dinamai dengan kode tertentu. Banyak orang juga menyebut varian baru ini berdasarkan nama negara yang pertama kali terdeteksi varian ini. Varian B.1.617.2 misalnya, sebelumnya disebut sebagai varian India secara tidak resmi.
Penamaan baru dari mutasi ini bertujuan mematahkan stigma buruk dari negara-negara tersebut. WHO mengungkapkan perubahan nama dianggap bisa mengurangi stigma yang dihadapi oleh negara-negara.
"Tidak ada negara yang harus distigmatisasi untuk mendeteksi dan melaporkan varian," ujar Maria Van Kerkhove.
Nantinya, jika 24 huruf alfabet yunani sudah habis, van Kerkhove akan kembali mengumumkan nama lain mutasi virus yang akan dipakai.
Daftar mutasi virus COVID-19 dan penyebutan barunya
Berikut 10 nama baru mutasi virus COVID-19 yang dirilis oleh WHO:
Varian B.1.1.7
Asal: Inggris
Nama Baru: Alpha
Varian B.1.351
Asal: Afrika Selatan
Nama Baru: Beta
Varian P.1
Asal: Brazil
Nama Baru: Gamma
Varian B.1.617.2
Asal: India
Nama Baru: Delta
Varian B.1.427/429
Asal: Amerika Serikat
Nama Baru: Epsilon
Varian P.2
Asal: Brazil
Nama Baru: Zeta
Varian B.1.525
Asal: multiple countries atau muncul di berbagai negara
Nama Baru: Eta
Varian P.3
Asal: Filipina
Nama Baru: Theta
Varian B.1.526
Asal: Amerika Serikat
Nama Baru: Lota
Varian B.1.617.1
Asal: India
Nama Baru: Kappa
Advertisement