Harga Emas Anjlok Lebih dari 2 Persen karena Penguatan Data Ekonomi AS

Pelemahan harga emas ini juga terjadi dengan logam mulia lainnya. Harga perak tergelincir 4,3 persen dan platinum turun 3,7 persen.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 04 Jun 2021, 07:30 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas turun 2,3 persen pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta). Pendorong pelemahan harga emas karena data pekerjaan dan sektor jasa AS lebih baik dari perkiraan.

Data yang lebih baik tersebut mendorong ekspektasi pelaku pasar bahwa pertumbuhan ekonomi AS mulai membaik dan membuat Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) mengubah kebijakan.

Pelemahan harga emas ini juga terjadi dengan logam mulia lainnya. Harga perak tergelincir 4,3 persen dan platinum turun 3,7 persen.

Mengutip CNBC, Jumat (4/6/2021), harga emas di pasar spot turun 1,9 persen menjadi USD 1.871,91 per ons pada 13:43. EDT, setelah jatuh ke level terendah sejak 20 Mei di USD 1.864,39 per ons. Sedangkan harga emas berjangka AS turun 1,9 persen pada USD 1.873,30 per ons.

"Data semakin baik, ada beberapa masalah inflasi yang dapat meredam banyak hal, hal itu membuat harga emas berbelok," jelas analis senior RJO Futures Bob Haberkorn.

“Data yang lebih baik dari perkiraan telah membuat para pedagang mengubah haluan. Mereka sedang mempersiapkan kemungkinan pernyataan dari Federal Reserve tentang kenaikan suku bunga, meskipun tidak segera." tambah dia.

Indeks dolar AS melonjak 0,7 persen. Hal ini membuat emas mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil AS juga naik.

Laporan ADP National Employment menunjukkan, pemulihan pasar tenaga kerja yang kuat, klaim pengangguran baru AS turun di bawah 400 ribu pada minggu lalu, sementara pengusaha swasta meningkatkan perekrutan pada bulan Mei.

Selain itu, aktivitas industri jasa AS meningkat ke rekor tertinggi di Mei 2021.

"Data tenaga kerja yang jauh lebih kuat dari perkiraan menunjukkan pembalikan serupa dalam daftar gaji besok setelah hasil buruk bulan lalu. Hal ini bisa mendorong harga emas di bawah USD 1.890," kata kepala perdagangan derivatif logam di BMO, Tai Wong.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Harga Emas Diprediksi Bisa Tembus USD 1.950 per Ounce

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Sebelumnya, para analis dan pelaku pasar meyakini bahwa harga emas akan terus bergerak naik atau bullish pada pekan ini.

Ada alasan dari optimisme para analis dan pelaku pasar ini. pertama adalah harga emas telah naik lebih dari USD 220 dalam dua bulan terakhir dan menutup pergerakan di atas angka USD 1.900 per ounce di minggu kemarin.

Selain itu, seiring momentum yang terus dibangun, analis memperkirakan harga emas akan tembus di angka USD 1.950 per ounce dan bisa mencetak rekor angka tertinggi.

"Tidak ada gunanya melawan tren seperti yang sedang berlangsung dalam emas," kata kepala analis Forexlive.com, Adam Button dikutip dari Kitco, Senin (31/5/2021).

Hasil survei harga emas Kitco menunjukkan bahwa dari 14 analis yang berpartisipasi, sebanyak 57 persen memberikan pandangan bullish. Sedangkan 21,5 persen bearish dan 21,5 persen lainnya netral.

Tren serupa terlihat di Main Street atau pelaku pasar. Dari 1.236 investor ritel yang berpartisipasi, 67 persen memperkirakan harga emas akan bullish. Sedangkan 17 persen memperkirakan bearish dan 16 persen netral.

Pada minggu lalu, harga emas bisa tembus level USD 1.900 per ounce seperti yang telah diprediksi dalam Survei Kitco sebelumnya. Harga emas mencetak level tertinggi dalam 4 bulan pada perdagangan Rabu.

Analis menyatakan bahwa pelemahan dolar AS dan injuag inflasi yang tinggi menjadi pendorong kenaikan harga emas. Selain itu, volatilitas di pasar kripto juga menjadi pendorong lainnya kenaikan harga emas

Wakil direktur Walsh Trading John Weyer menjelaskan, emas menjadi instrumen safe-haven yang sangat baik di lingkungan saat ini dengan melihat berbagai sentimen yang ada.

"Harga emas perlahan akan melayang lebih tinggi, jika ada ketakutan inflasi di luar sana. Emas akan menjadi tempat yang disambut baik oleh orang untuk meletakkan dananya," jelas Weyer.

Namun yang perlu diwaspadai adalah indeks dolar AS. Jika dolar AS mengalami penguatan maka akan sangat bahaya bagi harga emas.

Gerak kripto yang rata juga membantu harga emas untuk melambung," jelas Presiden Phoenix Futures and Options LLC Kevin Grady. 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya