Badut Keliling Hibur dan Edukasi Anak-Anak India di Tengah Pandemi COVID-19

Dengan bantuan alat peraga dan poster, pria India ini dengan sabar menunjukkan kepada mereka cara mencuci tangan dan memakai masker dengan benar.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 04 Jun 2021, 15:25 WIB
Dengan bantuan alat peraga dan poster, pria India ini dengan sabar menunjukkan kepada mereka cara mencuci tangan dan memakai masker dengan benar (AFP)

Liputan6.com, Mumbai - Relawan pekerja sosial bernama Ashok Kurmi turun tangan dalam memerangi Virus Corona COVID-19 di daerah kumuh Mumbai menggunakan aksesori yang tidak biasa, yaitu kostum badut.

Mengenakan setelan badut merah cerah, lengkap dengan cat wajah dan wig warna pelangi, eksekutif berusia 37 tahun itu menghabiskan hari-harinya dengan mendisinfeksi ruang publik India, membagikan masker wajah, dan menyebarkan kesadaran tentang COVID-19.

"Pekerja kota mengenakan perlengkapan APD (alat pelindung diri) menakut-nakuti penduduk daerah kumuh, terutama anak-anak," kata Kurmi kepada AFP.

"Dengan bantuan kostum yang berbeda, saya dapat menyebarkan kesadaran tanpa menakut-nakuti orang. Saya dapat membantu mereka sedikit," jelasnya, dikutip dari laman Channel News Asia, Jumat (4/6/2021).

Selama setahun terakhir ia telah berdandan sebagai Sinterklas, Mickey Mouse, Doraemon dan superhero Marvel Spider-Man. Tapi gerakan badutnya adalah yang paling populer sejauh ini, katanya.

Pada kunjungan baru-baru ini ke daerah kumuh terbesar di India, sekelompok anak-anak mengikutinya, meneriakkan "joker, joker" dan menawarkan tangan mereka untuk dibersihkan.

Dengan bantuan alat peraga dan poster, Kurmi dengan sabar menunjukkan kepada mereka cara mencuci tangan dan memakai masker dengan benar.

"Saya telah bekerja di sebuah perusahaan farmasi selama 15 tahun terakhir, tetapi pekerjaan sosial adalah hasrat saya," kata pria India itu.

 


Pakai Uang Pribadi

Dengan bantuan alat peraga dan poster, pria India ini dengan sabar menunjukkan kepada mereka cara mencuci tangan dan memakai masker dengan benar (AFP)

Dia menghabiskan sekitar 15.000 rupee atau setara Rp 2,9 juta -- sepertiga dari gaji bulanannya -- untuk membeli kostum, perlengkapan rias, dan peralatan sanitasi.

Saat Mumbai bersiap menghadapi gelombang ketiga COVID-19, upayanya menjadi semakin penting.

Pandemi telah menghancurkan India, menginfeksi lebih dari 28 juta orang dan membunuh lebih dari 300.000.

Terlepas dari risiko yang terlibat dalam mengunjungi daerah padat penduduk seperti Dharavi dan Mumbai, Kurmi tidak terpengaruh.

"Sampai pandemi ini berakhir, saya akan terus pergi dan membantu orang-orang sebagai badut," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya