Malaysia Yakin Capai Herd Immunity COVID-19 pada Desember 2021

Dengan pemesanan vaksin COVID-19 untuk 109 persen populasinya, Malaysia bertujuan segera capai herd immunity.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 04 Jun 2021, 18:00 WIB
Seorang petugas keamanan mengenakan masker dan pelindung wajah saat berjaga di pintu masuk pusat perbelanjaan di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (14/1/2021). Otoritas Malaysia memperketat pembatasan pergerakan untuk mencoba menghentikan penyebaran virus corona COVID-19. (AP Photo/Vincent Thian)

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Malaysia telah memesan vaksin COVID-19 yang cukup untuk 109 persen populasinya yang memenuhi syarat untuk divaksinasi, dengan tujuan mencapai herd immunity dari Virus Corona pada Desember.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan Malaysia, Adham Baba, seperti dikutip dari The Straits Times, Jumat (4/6/2021).

"Kami telah memesan vaksin yang cukup untuk 109 persen populasi yang memenuhi syarat untuk vaksinasi sebagai persiapan. Ini dilakukan setelah menghitung jumlah warga yang berusia di atas 18 tahun dan layak menerima vaksinasi. Jika kita mendapatkan vaksin yang dikirimkan, sebelum Desember, kita bisa mencapai herd immunity," imbuh Dr. Adham.

Dengan pengiriman yang stabil dan cepat dari ketiga vaksin COVID-19 yang disetujui - Pfizer-BioNTech, Sinovac dan AstraZeneca - mulai Juni, Malaysia akan dapat memvaksinasi 80 persen populasinya pada Desember 2021, tambah Dr. Adham pada Kamis (3/6).

Disebutkan juga oleh Dr. Adham bahwa pasokan vaksin di Malaysia diperkirakan akan meningkat, dengan pengiriman lebih banyak di bulan ini dan berikutnya.

Oleh karena itu, pemerintah Malaysia telah bersiap mempercepat Program Vaksinasi COVID-19 Nasional.

Di antara langkah-langkah yang diambil adalah penambahan lebih banyak pusat penyaluran vaksin (PPV) secara nasional dan pengenalan jenis pusat vaksinasi baru, seperti layanan drive-thru dan unit vaksinasi keliling.

Berbagai jenis PPV ini akan diawasi oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Sains, Teknologi, dan Inovasi, fasilitas kesehatan swasta, atau badan seperti Gugus Tugas Imunisasi COVID-19 (CITF) Malaysia.

Untuk meningkatkan stok vaksin, otoritas kesehatan Malaysia mengatakan pada Jumat (4/6) bahwa persetujuan bersyarat telah diberikan untuk vaksin AstraZeneca yang diproduksi oleh Siam Bioscience di Thailand.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.


Pelatihan untuk Dokter Soal Vaksin COVID-19

Para pejalan kaki memakai masker saat berjalan di distrik perbelanjaan di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (14/1/2021). Otoritas Malaysia memperketat pembatasan pergerakan untuk mencoba menghentikan penyebaran virus corona COVID-19. (AP Photo/Vincent Thian)

Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Malaysia, Dr. Noor Hisham Abdullah, mengatakan bahwa pasokan vaksin COVID-19 yang diterima dari Thailand akan mempercepat implementasi program vaksinasi nasional Malaysia.

"Sejak program dimulai tahun ini, 3,2 juta dosis telah dibagikan. Kami saat ini berada di fase kedua dari program vaksinasi nasional ... memvaksinasi orang tua dan mereka yang memiliki penyakit penyerta, dengan fase tiga diharapkan dimulai pada akhir Juni, melibatkan mereka yang mendaftar pada Januari, Februari dan Maret," kata Dr. Adham.

"Masalah utama kami saat ini adalah kapasitas SDM untuk mengawasi alur program vaksinasi di setiap PPV di negara, mulai dari proses pendaftaran hingga observasi setelah menerima vaksinasi hingga crowd control. Jika semua itu sudah ada, kami akan bisa mempercepatnya. meningkatkan upaya vaksin dan, dengan pasokan ketiga vaksin secara berkelanjutan, akan dapat mencapai target," lanjutnya.

Menurut laporan, hanya 2.467 dokter yang mendaftar untuk mengikuti program vaksinasi COVID-19, di mana 1.665 di antaranya telah menjalani pelatihan.

Dr. Adham mengatakan pemerintah sangat membutuhkan bantuan dokter umum untuk mengsukseskan program vaksinasi, tetapi menambahkan bahwa mereka masih harus dilatih untuk memahami alur program.

"Kami hanya ingin melatih mereka tentang diagram alur dan memastikan program berjalan lancar, karena ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan, seperti kesalahan klinis, risiko, dan masalah hukum," bebernya.

"Misalnya, kita harus mengajari mereka pedoman tentang cara menyimpan vaksin seperti yang dibuat oleh Pfizer-BioNTech, yang harus disimpan sangat dingin, dan apa yang harus dilakukan dengan vaksin yang rusak, serta prosedur seperti periode pengamatan. setelah vaksinasi dan siapa yang harus dihubungi jika terjadi keadaan darurat," jelasnya.

"Saya memang membutuhkan bantuan mereka tetapi mereka juga harus diberi pengarahan tentang diagram alur sehingga kami dapat meminimalkan masalah seperti itu," pungkas Dr. Adham.


Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah COVID-19

Infografis 8 Tips Nyaman Pakai Masker Cegah COVID-19 (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya