Pakar Tekankan Sampai Saat Ini Belum Ada Obat COVID-19

Pakar sebut sampai saat ini belum ada obat definitif untuk COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Jun 2021, 07:00 WIB
Petugas kesehatan memindahkan pasien COVID-19, di dalam ICU Rumah Sakit Samaritana di Bogota, Kolombia pada Kamis (3/6/2021). Kolombia menjadi hotspot pandemi yang mengalami gelombang ketiga infeksi COVID-19 dan lonjakan kematian. (AP Photo/Ivan Valencia)

Liputan6.com, Jakarta Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Menaldi Rasmin menegaskan, sampai saat ini belum ada obat definitif untuk COVID-19. Yang dimaksud obat definitif adalah obat yang khusus dan sudah pasti diperuntukkan untuk mengobati suatu penyakit tertentu.

Seluruh penelitian di dunia terkait dengan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 masih terus berjalan, termasuk penemuan obat COVID-19. Oleh karena itu, pencegahan menjadi kunci utama mengatasi penularan virus Corona.

"Sampai detik ini obat definitif untuk COVID-19 belum ada. Maka, 5M ((mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, membatasi pergerakan, dan menjauhi kerumunan) yang digalakkan Pemerintah adalah kunci pertama melindungi diri, mencegah, dan memutus rantai penularan virus Corona," terang Menaldi saat temu media FKUI Peduli COVID-19 pada Jumat (4/6/2021).

Diharapkan 5M poin harus sepenuhnya dijalankan oleh masyarakat saat ini. Selain itu, partisipasi masyarakat mengikuti program vaksinasi COVID-19 nasional juga penting. Terlebih lagi mereka yang memiliki komorbid dan rentan terpapar COVID-19.

 "Tentu saja (vaksinasi COVID-19 untuk mereka yang komorbid) harus sesuai dengan persetujuan dokter pribadinya," tambah Menaldi Rasmin.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Orang dengan Komorbid Penting Vaksinasi COVID-19

Paramedis menyuntikkan vaksin COVID-19 secara drive thru kepada penumpang mobil di GOR Pajajaran, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (17/3/2021). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Halodoc, Gojek, dan Pemkot Bogor. (merdeka.com/Arie Basuki)

Menurut Menaldi Rasmin, orang dengan komorbid penting mendapatkan vaksinasi COVID-19 berkaitan dengan kejadian ikutan serangan virus Corona yang berat sekali. Dalam hal ini, gejala COVID-19 bisa parah bagi pasien dengan penyakit komorbid.

"Masalah seperti penggumpalan darah, ikutan jantung, otak, ginjal, dan sistem pencernaan bisa diserang si virus. Artinya, orang dengan komorbid lebih berisiko mengalami masalah-masalah tersebut," ujarnya.

"Orang-orang yang punya komorbid pun harus divaksinasi. Sebetulnya, prinsip pertama adalah vaksinasi COVID-19 merupakan pencegahan. Kedua, yang penting adalah 5M ditambah vaksinasi."

Vaksinasi COVID-19 pun bukan saja untuk melindungi individu, tetapi juga membangun kekebalan komunitas (herd immunity) yang disebut jika 70-75 persen dari populasi penduduk dapat divaksinasi, maka kita berharap virus Corona akan 'kalah.'

"Intinya, pencegahan adalah yang paling penting sekarang dalam pemutusan rantai penularan virus Corona. Ini adalah kata kunci selama pengobatan belum ada yang definitif (obat COVID-19)," pesan Menaldi yang berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta.


Infografis Syarat Lansia, Komorbid hingga Ibu Menyusui Disuntik Vaksin Covid-19

Infografis Syarat Lansia, Komorbid hingga Ibu Menyusui Disuntik Vaksin Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya