Liputan6.com, Jakarta Masih ingat Mouly Surya? Sineas ini meroket setelah karyanya Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak meraih 10 Piala Citra di FFI 2018, terbanyak dalam sejarah sinema Tanah Air. Kini ia mengumumkan proyek film terbaru Perang Kota.
Perang Kota diadaptasi dari novel sastra klasik, Jalan Tak Ada Ujung, karya Mochtar Lubis yang kali pertama terbit pada 1952. Ini dikonfirmasi tim Mouly dalam gelar wicara virtual yang digelar Jumat (4/6/2021).
Baca Juga
Advertisement
Rumah produksi Starvision Plus milik produser Chand Parwez Servia ikut memproduksi Perang Kota. Kabarnya, diskusi terkait proyek ini telah berlangsung sejak akhir 2019.
Sebuah Kehormatan
“Sebuah kehormatan di awal tahun ini akhirnya bisa menyepakati kerjasama ko-produksi dengan Pak Parwez. Ini kolaborasi pertama kami dan semoga berkelanjutan,” kata Produser Cinesurya, Fauzan Zidni.
Pihak Cinesurya yakin kolaborasi ini berdampak positif mengingat Starvision rumah produksi kaya pengalaman yang berulang kali melahirkan box office. Dua Garis Biru misalnya, merangkul 2,5 juta penonton.
Advertisement
Positif dan Menjanjikan
Imperfect: Karier, Cinta, dan Timbangan yang disutradarai Ernest Prakasa menyihir 2,6 juta penonton. Dua film ini diganjar Piala Citra kala berkompetisi di Festival Film Indonesia.
“Ini positif dan menjanjikan bukan hanya untuk memperluas akses film kami kepada penonton Indonesia, tapi juga berkolaborasi dengan produser penuh pengalaman yakni Pak Parwez,” imbuh Produser Cinesurya, Rama Adi.
Rekam Jejak Solid
Starvision salah satu studio film terbesar di Indonesia. Berdiri sejak 1995, Chand Parwez dan timnya telah memproduksi lebih dari 150 judul film dan 400 judul program layar kaca.
Terkait kolaborasi ini, Parwez menyatakan, “Rekam jejak Mouly solid dan kualitas artistik tinggi telah menghasilkan film-film yang melampaui batas sinema. Kami yakin film ini akan menarik perhatian penonton di Indonesia maupun internasional.”
Advertisement
Tentang Isa dan Kejayaan
Perang Kota menceritakan Isa, pahlawan perang impoten yang juga guru sekolah di Jakarta. Ia mencoba meraih kembali kejayaan demi sejumlah uang dalam misi meledakkan sebuah bioskop. Tujuan akhirnya, membunuh seorang jenderal Belanda.
Di sisi lain, Belanda dan Inggris berkolaborasi untuk menjajah Indonesia lagi. Perang Kota juga didukung Giraffe Pictures (Singapura), Volya Films (Belanda), DuoFilm (Norwegia) dan Epic Media (Filipina).