Tren Digitalisasi, Emiten Ramai-Ramai Investasi di Startup

Sejumlah emiten telah menanamkan investasi di perusahaan rintisan atau startup.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 04 Jun 2021, 20:50 WIB
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menyikapi perkembangan era digital, sejumlah perusahaan tercatat atau emiten tak mau ketinggalan untuk melakukan terobosan. Beberapa di antaranya diketahui telah mempersiapkan ekspansi untuk menunjang infrastruktur perusahaan memasuki era digital.

Baru-baru ini, ada Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF),  Anthoni Salim yang membeli saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII) sebanyak 192,74 juta lembar saham. Transaksi ini dilakukan pada Senin 31 Mei 2021 dengan harga pembelian sekitar Rp 1,01 triliun atau Rp 5.277 per lembar saham.

Usai transaksi, total Anthoni Salim di DCII menjadi sebesar 11,12 persen dari sebelumnya 3,03 persen. Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Anthoni mengatakan tujuan dari transaksi itu adalah untuk investasi di bidang teknologi.

Dengan bertambahnya kepemilikan Anthoni Salim di DCI Indonesia, kini Anthoni Salim memiliki 11,12 persen atau 265,03 juta saham PT DCI Indonesia Tbk (DCII).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Multipolar Suntik Dana ke Ruangguru

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tak mau ketinggalan, PT Multipolar Tbk (MLPL) juga telah memutuskan untuk berinvestasi di sejumlah perusahaan digital. Baru-baru ini, Multipolar berinvestasi di perusahaan digital Ruangguru

Dilansir dari keterbukaan informasi BEI, Multipolar melalui anak usahanya yaitu Nusa Jaya Cipta berinvestasi di Ruangguru senilai Rp 21 miliar. Dengan investasi itu, Multipolar menggenggam 3,38 persen saham Ruangguru. Adapun valuasi platform edutech tersebut per April kemarin diketahui sebesar USD 830 juta.

Selama beberapa tahun terakhir, Multipolar telah berinvestasi dan menjalankan portofolio bisnis digital di Indonesia dan Asia Tenggara melalui Venturra Capital. Sejumlah portofolio itu antara lain termasuk Ruangguru, OVO, Klinik Pintar dan sebagainya.

Lebih lanjut, manajemen membeberkan terdapat banyak investasi lainnya yang masih dalam tahap inkubator atau dalam proses merger akuisisi, sehingga belum dapat dipublikasikan. 

 


Investasi Astra International Lewat Startup Tanah Air

Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada 12 Februari 2018, PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan investasinya kepada Gojek senilai USD 150 juta. Gojek sendiri telah tercatat sebagai startup unicorn pertama di Indonesia pada 2016. Pada saat itu, valuasi Gojek telah mencapai USD 1,3 miliar.

Tak berhenti sampai di situ, ASII melanjutkan ekspansinya dengan berinvestasi pada dua startup, yakni platform e-commerce sayur dan buah Sayurbox dan kedua startup telemedicine Halodoc dengan nilai masing-masing USD USD 5 juta dan USD 35 juta.

Selain ASII, Djarum Group melalui PT Global Digital Niaga (GDN) atau Blibli.com yang merupakan anak usaha perusahaan modal ventura Global Digital Prima (GDP) milik Djarum, juga mengumumkan investasinya kepada Gojek.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya