Liputan6.com, Jakarta Salah satu cara mendeteksi adanya protein dari virus SARS-CoV-2 yang menyebankan COVID-19 dengan melakukan tes swab antigen. Selain swab antigen nasofaring ada juga swab antigen nasal. Apa perbedaannya?
Swab antigen dengan metode nasofaring saat ini memang lebih banyak dilakukan oleh masyarakat. Pada swab antigen nasofaring, pengambilan sampel dilakukan sampai ke nasofaring yakni pangkal tenggorokan.
Advertisement
Tenaga kesehatan yang sudah terlatih menggunakan swab yang terbuat dari dakron atau rayon steril dengan tangkai plastik atau tangkai yang lebih lentur. Setelah memastikan tidak ada hambatan pada lubang hidung memasukkan swab ke dalam hidun dengan pisisi pada septum bahwah hidung. Lalu secara perlahan-lahan ke bagian nasofaring.
Untuk mengambil sampel spesimen dengan swab di nasofaring dengan gerakan memutar seperti tertulis dalam Revisi Panduan Tatalaksana Pemeriksaan Antigen Rapid Tes SARS-CoV-2.
Kini, ada juga tes swab antigen nasal. Pada metode ini, proses usap hidung untuk mengumpulkan spesimen tidak berlangsung invansif karena hanya membutuhkan pengambilan sampel sedalam 2 cm dari permukaan lubang hidung.
Petugas kesehatan terlatih kemudian akan memintar orang yang melakukan tes swab antigen nasal memiringkan kepala ke belakang kira-kira 70 derajat. Lalu kapas bertangkai dimasukkan ke lubang hidungnya sambil diputar dengan hati-hati sampai kedalaman lebih kurang 2 cm. Disebut-sebut cara ini lebih membuat orang yang menjalani tes swab merasa nyaman.
Setelah itu, kapas diputar lima kali mengelilingi dinding hidung. Dengan menggunakan kapas yang sama, prosedur diulangi pada lubang hidung kedua, sebelum akhirnya dikeluarkan dari lubang hidung secara perlahan.
Di Indonesia, salah satu alat tes swab antigen nasal adalah Abott Panbio. Pada alat ini, hasil pemeriksaan akan keluar sekitar 15 menit.
“Sejauh ini tidak ada kata lain selain nyaman dibandingkan alat lain," kata Hilda salah satu tenaga kesehatan yang menangani lab drive thru Halodoc di Tomang, Jakarta.
Swab Antigen Nasal Mudahkan Nakes
Selain memberikan rasa nyaman pada pasien, proses pengambilan sampel sekresi yang sederhana juga memberi kemudahan kepada tenaga kesehatan (nakes yang bertugas.
Nakes tidak perlu waktu lama untuk berinteraksi dengan pasien sehingga meminimalkan risiko yang mengganggu seperti batuk dan bersin.
Dengan proses yang sederhana, tes swab antigen nasal Abbott Panbio disebut-sebut cocok untuk pengujian dalam skala besar pada berbagai keadaan dan kondisi masyarakat.
Selain Indonesia alat tes Panbio COVID-19 Ag telah digunakan di negara-negara Asia lainnya, Eropa, dan Afrika. Hasil studi klinis oleh Abbott terhadap 585 sampel menunjukkan bahwa uji Panbio COVID-19 Ag memiliki sensitivitas (kecocokan positif) sebesar 98,1 pesen dan spesifisitas (kecocokan negatif) 99,8 persen pada orang yang diduga terpapar COVID-19 atau mengalami gejala-gejala akibat virus tersebut dalam tujuh hari terakhir seperti dikutip dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com.
Panbio COVID-19 Ag bertanda CE, telah menerima Emergency Use Listing (EUL) atau Daftar Penggunaan Darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Di Indonesia telah memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan.
Advertisement