Kata Satgas COVID-19 tentang Penyebaran Tim Testing dan Tracing COVID-19 di Setiap Desa

Kepala Bidang Penanganan Kesehatan, Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Brigjen TNI (Purn) dr Alexander K Ginting S., Sp.P(K), menjelaskan terkait tim testing dan tracing COVID-19 yang menyebar di setiap desa.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 05 Jun 2021, 14:00 WIB
Satgas Covod-19 Kabupaten Sikka, Melakukan tracing dan tes cepat antigen terhadap warga yang melakukan kerumunan kunker Presiden RI. (Liputa6.com/ Dionisius Wilibardus)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Bidang Penanganan Kesehatan, Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Brigjen TNI (Purn) dr Alexander K Ginting S., Sp.P(K), menjelaskan terkait tim testing dan tracing COVID-19 yang menyebar di setiap desa.

Menurutnya, semua tim testing dan tracing berbasis pada puskesmas. Fasilitas kesehatan primer tersebut ada di tingkat kecamatan dan tingkat desa yang dikendalikan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota.

“Satgas COVID sudah berupaya untuk melakukan peningkatan kapasitasnya dengan melakukan pelatihan dan memobilisasi pada periode November, Desember, Januari, Februari, hingga Maret,” kata Alex kepada Health liputan6.com melalui sambungan telepon, Jumat (4/6/2021).

Tim testing dan tracing yang sudah dilatih dan dianggap siap dikembalikan ke dinas kesehatan kabupaten/kota.

“Oleh karena itu, bagaimana dinas kesehatan kabupaten/kota yang dipimpin kepala dinas bisa memobilisasi ini dan kemudian bekerja sama dengan posko desa dan posko kelurahan. Tentu dinas kesehatan kabupaten/kota dibantu oleh dokter puskesmas.”

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Berikut Ini


Bukan Pekerjaan Satu Sektor

Melihat banyaknya pihak yang terlibat, Alex menegaskan bahwa penyebaran tim testing dan tracing hingga ke tingkat desa bukanlah pekerjaan satu sektor.

“Ini bukan pekerjaan satu sektor tapi multi sektor dan semua sifatnya adalah kolaborasi, kita menyebutnya kolaborasi pentahelix. Ada unsur masyarakat, pemerintah, TNI/Polri, dan unsur teknis lainnya serta relawan.”

Maka dari itu, ia menyebut bahwa kesuksesan tracing harus diusahakan bersama-sama. Dalam hal ini, rakyat juga dituntut untuk dapat memberikan kontribusi dengan mengikuti arahan petugas.

“Rakyat juga harus berkontribusi jangan sembunyi, jangan melarikan diri karena kalau dia kontak erat kemudian melarikan diri maka itu dapat membuat kasus semakin menyebar ke mana-mana.”  


7.000 Contact Tracer

Sebelumnya, Alex juga menyampaikan bahwa contact tracer dan petugas pendukung lainnya yang sudah dilatih totalnya lebih kurang 7.000 orang.

“Satgas COVID-19 Nasional sejak November 2020 sampai Maret 2021 telah melatih lebih kurang 7.000 contact tracer di 15 provinsi. Pelatihan bukan hanya untuk contact tracer saja tapi juga untuk data manager dan supervisor yang sudah dikembalikan ke dinas kabupaten/kota,” katanya.

Ia pun meminta ke dinas kabupaten/kota untuk mengaktifkan seluruh tracer ini dan memobilisasi tracer-tracer yang ada di daerah masing-masing.

Alex menambahkan, sepanjang pandemi, contact tracer ini harus terus berjalan. Mengingat, contact tracer berguna untuk melihat mana kasus yang konfirmasi, bergejala, dan kontak erat.

“Setiap kasus terkonfirmasi harus dicari kontak eratnya paling tidak 15 hingga 30 orang, tapi 15 saja sudah cukup walau idealnya lebih dari 20-an.”

Jadi, contact tracing dilakukan bukan hanya untuk mencari orang yang sakit dan bergejala saja tapi juga kontak erat, tutupnya.


Infografis Hindari 5 Hal Saat Pakai Masker Cegah COVID-19

Infografis Hindari 5 Hal Saat Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya