Liputan6.com, Jakarta - Google mendorong masyarakat di Indonesia untuk mencari tahu tentang hal-hal positif lewat mesin pencari Google, melalui insiatif #Kepositif.
Dengan inisiatif #Kepositif, Google mendorong masyarakat bersemangat mengulik dan memahami berbagai hal yang membantu mereka mengambil langkah dan membawa perubahan bermanfaat.
Advertisement
Lewat mesin pencari Google, biasanya pengguna menanyakan "apa artinya...?", "siapa...?", atau "bagaimana caranya...?" Berbagai macam pertanyaan dan keingintahuan/ kepo tentang sesuatu ditanyakan melalui Google.
Berdasarkan data Google, di antara triliunan pencarian melalui Google di seluruh dunia tiap tahunnya, paling tidak 15 persen kata kunci yang diproses adalah kata kunci baru tiap harinya.
Baik itu pencarian terkini tentang suatu berita yang tengah ramai dibicarakan sampai ke panduan mengerjakan soal matematika, hingga visual 3D anatomi manusia.
Head of Consumer Marketing Google Indonesia, Fida Heyder mengatakan, Google terus berinovasi untuk mempermudah pencarian.
Permudah Pencarian
"Misalnya dari yang semula hanya bisa mencari dengan teks, sekarang bisa mencari dengan suara atau kamera ponsel," katanya, dalam keterangan yang diterima Tekno Liputan6.com.
Inovasi ini hadir karena dua hal. Pertama, tiap pernyataan pasti ada jawaban jika kita mau mencari. Kedua, ada kekuatan di balik sebuah pertanyaan.
"Pencarian yang iseng hari ini, bisa menentukan hari esok apabila didorong oleh rasa ingin tahu dan semangat perubahan," katanya.
Advertisement
Dari Kepo Jadi Aktivis Lingkungan
Bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Seluruh Dunia pada 5 Juni 2021 ini, inisiatif #Kepositif Google berbagi cerita mengenai Melati Wijsen. Ia adalah remaja yang memiliki semangat aktivisme dan kepedulian terhadap lingkungan hidup.
Semangat aktivisme dan kepeduliannya pada lingkungan hidup ini berangkat dari keresahan akan meningkatnya sampah plastik yang mengotori pantai di sekitar tempat tinggalnya.
Dari kekepoan dan melakukan pencarian di Google Search, Melati dan adiknya menginisiasi Bye Bye Plastik atau Gerakan Selamat Tinggal Kantong Plastik. Ia pun bertekad membebaskan Bali dari ancaman penggunaan kantong plastik.
Pemerintah Daerah Bali pun mengeluarkan larangan penggunaan kantong dan sedotan plastik di tahun 2019 berkat kegigihan Melati dan dukungan masyarakat.
(Tin/Ysl)