Liputan6.com, Jakarta Musikus dan komponis Viky Sianipar (44) akan merilis album baru pada Januari 2022. Kabar itu dibagikan Viky dalam acara Toba Rock di Toba Dream Cafe, kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (4/6/2021) malam.
Baca Juga
Advertisement
Toba Rock yang digelar semalam mengusung konsep penggabungan musik etnik Batak dan rock. Belasan lagu Batak, pop Indonesia, dan pop barat dibawakan Viky bersama dua penyanyi berdarah Batak, Ruth Sihotang dan Rezcky Purba The Titans.
Sejumlah lagu Batak dibawakan penyanyi wanita Ruth Sihotang mulai dari "Sigulempong", "Porompom", "Nunga Lao", dan lagu Karo "Ara Sitengen Tengen".
Setelah membawakan lagu daerah Sumatera Utara, Ruth yang dikenal lewat tembang pop Batak juga turut menyanyikan lagu "Don't Let Me Down" milik grup musik elektrik The Chainsmokers. Bedanya, aransemen Viky pada lagu ini terasa kental budaya Batak.
Viky yang menggaet musikus tradisi Batak, kakak beradik Hardoni Sitohang dan Martahan Sitohang, menyajikan lagu "The Chainsmokers" menjadi lebih terdengar etnik dengan nuansa modern. Hardoni dan Martahan sendiri tampil memukau dengan permainan sulim atau suling khas Batak.
Tak sampai di situ, vokalis band The Titans, Rezcky Purba juga tak kalah garangnya saat tampil bersama Viky dan bandnya. Lagu The Titans, berjudul "Rasa Ini" berhasil dibawakan dengan versi Batak lewat balutan tiupan sulim (suling) Hardoni dan petikan melenting hasapi (kecapi Batak) dari Martahan.
Penampilan Rezcky yang berkarakter vokal ngerock juga membuat penonton terhibur lewat tembang-tembang "Tangis Ni Tao Toba", "Sinanggar Tulo", "Sitara Tilo", "Alusi Au", "Aut Boi Nian", dan "Anak Medan".
Kerap Ditanya Penggemar soal Album Baru
Malam itu, Viky Sianipar akhirnya buka suara soal rencana album baru. Pria kelahiran Jakarta, 26 Juli 1976 itu mengaku sering ditanya penggemarnya soal album baru.
"Di Facebook, di Instagram, selalu nanya kapan bikin album lagi. Kita punya target, Januari nanti mau launching," kata Viky.
Album Viky Sianipar biasanya merujuk pada Toba Dream. Total ada lima jilid album Toba Dream yang dibuat Viky berkolaborasi dengan penyanyi dan vokalis Batak dan nusantara sejak 2003. Kali terakhir album Toba Dream rilis adalah pada 2015.
Di luar Toba Dream, sebetulnya masih ada beberapa album dan single yang digarap Viky mulai dari "Indonesian Beauty" (2014), "Nusantara" (2017), "Toba Dream The Rising Stars" (2017), dan "Satu" (2010).
Menurut Viky, album barunya nanti bukan sekuel dari Toba Dream. Bahkan, pada album ini materi lagunya berbeda dari album-album sebelumnya.
"Jadi dari kemarin-kemarin, aku mulai sibuk rekaman. Tapi yang dibuat sekarang bukan Toba Dream. Album baru ini bahkan unik sekali, bikinnya aja bukan di Jakarta tapi di Samosir," ujarnya.
Advertisement
Belajar dari Cerita Masa Lampau
Viky mengaku rencana album terbaru itu lahir di situasi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung dan memberikan hikmah tersendiri dalam sebagian besar lagunya. Di saat berkunjung ke Samosir, dia melihat ada hal-hal yang selama ini sudah lama ditinggalkan masyarakat Batak yaitu turi turian.
Turi turian atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan cerita masa lampau. Mirip dengan dongeng dan sejenisnya. Turi turian adalah cerita bahasa Batak yang diambil dari kisah-kisah nyata pada aman dahulu yang kemudian diceritakan secara turun-temurun kepada generasi seterusnya yang mengandung banyak poda atau nasihat.
Adapun turi turian diceritakan oleh tetua ketika ada suatu acara atau perkumpulan. Tetapi ada kalanya, orang tua juga sering menceritakan turi turian ini kepada anaknya dalam waktu luang, karena makna dan pesan yang disampaikan baik.
"Enggak tahu mungkin karena faktor usia kali ya jadi bosan kali dengan lagu-lagu (bertema) cinta, atau lagu marbadai (bertengkar) antara mama sama anaknya lah dan kadang tema putus cinta alani pogos hion (karena tidak mampu). Tapi belum ada lagu yang sifatnya turi turian sejarah Batak. Belum pernah ada lagu yang sifatnya turi turian tarombo seperti oppung-oppung (kakek/nenek) kita yang parjolo-jolo tubu (sudah lebih dulu lahir)," tutur Viky.
Bolak-balik Samosir
Viky mengungkapkan, selama enam bulan terakhir ia bolak balik ke Samosir, pusat tatanan masyarakat Toba. Di sana, dia mencari informasi sejarah dan asal muasal orang Batak.
Singkat cerita, Viky bertemu dengan perkumpulan atau komunitas bernama Komunitas Rumahela. Dari informasi yang dia dapatkan, Rumahela adalah sebuah situs peninggalan keturunan Si Raja Batak atau orang Batak pertama yang dikenal dalam mitologi Batak.
Si Raja Batak memiliki dua keturunan laki-laki. Anaknya yang pertama, Guru Tatea Bulan menempati huta (kampung) di Sianjur Mulamula. Sementara anak kedua Si Raja Batak, Raja Isombaon menempati huta di Sianjur Mulatompa.
"Itu dia, aku sudah sekitar enam bulan terakhir pulang pergi ke Samosir mencari ke sana-sini untuk mencari asal mula kita. Dan akhirnya kita ketemu satu komunitas yang keren banget yang ternyata baru menemukan situs baru orang Batak. Ternyata baru ketemu situs 2010 kemarin namanya situs Rumahela," kata Viky.
Viky menuturkan, selama ini tempat tinggal dari keturunan anak kedua Si Raja Batak tidak banyak terungkap. Sehingga, melalui Rumahela diharapkan dapat menjadi pencerahan bagi generasi Batak saat ini terkait dengan asal usul orang Batak.
"Selama ini, tempat tinggal dari keturunan anak kedua Si Raja Batak tidak banyak terungkap. Cerita dan sejarah selama ini tahunya situs di Sianjur mulamula," katanya.
Viky berujar terkait asal usul Rumahela dari versi komunitas ini. Dalam tarombo tersebut, Raja Isombaon mengawini adiknya sendiri yang konon merupakan putri Siraja Batak bernama Siak Goina.
"Ternyata adi tiga anak Siraja Batak, dua anak (laki-laki) dan satu boru (peremouan), yang Ompu Raja Isombaon ini mengawini adiknya sendiri yaitu Ompu Boru Siak Goina. Makanya dia dibilang sahali anak sahali hela, itulah kenapa dibilang nama hutanya Rumahela," tutur Viky.
Adapun kelompok keturunan Guru Teta Bulan disebut parhasundutan yang merujuk pada matahari terbenam. Sedangkan, kelompok keturunan Raja Isombaon dikenal dengan parhabinsaran atau simbol matahari terbit.
"Selama ini kan yang dikenal parhasundutan saja kan, aku kebetulan parhabinsaran, ya aku enggak mau kalah. Dan ternyata banyak peninggalan ompu itu (Raja Isombaon). Makanya, kalian datang sendiri ke Rumahela di Sijambur Mulatompa. Di sana, yang mengurus Rumahela membentuk Perkumpulan Komunitas Rumahela," kata Viky.
Advertisement
Lagu Raja Isombaon
Sebagai bukti kecintaannya pada Batak, Viky pun mengemas lagu terbaru di albumnya nanti yang berceita dari turi turian. Salah satunya pada lagu Raja Isombaon yang diperkenalkan Viky pada acara Rock Toba semalam.
Dua ma anak ni damang, si Raja Batak i
Sian hasundutan sahat tu habinsaran, i ma Rumahela i
Didokma Sijambur mula tompa
Huta ni damang i, i ma Raja Isombaon i
Di akhir lagu, Viky yang tampil mengenakan ulos lengkap dengan tali-tali pun mengajak hadirin dengan "Nunga ro be harajaon ni. Raja Isombaon i".
"Ini lagu tentang oppung kita Raja Isombaon yang ini akan menjadi lagu kebangsaan para anak muda Batak untuk mengenali kembali budayanya. Dengan kita memainkan lagu ini kami undang datang ramai-ramai ke Sijambur Mulatompa," kata Viky.