Rayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia dengan 7 Challenge Pembangunan Berkelanjutan

Tantangan sosial ini teragam, mulai dari mengurangi plastik sekali pakai, sampai memakai produk lebih ramah lingkungan.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jun 2021, 14:44 WIB
Ilustrasi Hutan | unsplash.com/@mischievous_penguins

Liputan6.com, Jakarta - Merayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada Sabtu, 5 Mei 2021, start-up sosial, Campaign.com, bersama Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) menginisiasi program Akademi Generasi Lestari. Telah berlangsung sejak Februari 2021, program itu diikuti 43 anak muda di Gorontalo, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, dan Riau, menurut keterangan pers pada Liputan6.com, baru-baru ini.

Keempatnya dipilih karena, merujuk data Bappenas tahun 2019, mereka adalah wilayah dengan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) belum optimal pada periode 2015- 2018. Impelementasi program itu sendiri berupa 7 Challenge atau tantangan sosial untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan berbasis lingkungan.

Anak muda, tidak terkecuali di empat provinsi tersebut, diharapkan dapat jadi subjek pembangunan dengan memprakarsai tantangan sosial berdampak dalam kampanye "Saya #GenerasiLestari." Cakupannya tidak hanya sektor lingkungan, tapi juga pendidikan, pertanian, dan UMKM.

"Bonus demografi yang terjadi di Indonesia saat ini merupakan momentum yang tidak boleh kita lewatkan. Bersama Lingkar Temu Kabupaten Lestari, Campaign.com, melalui platform aksi sosial kami, Campaign #ForChange, memfasilitasi anak muda untuk ikut andil dalam mengentaskan masalah sosial di daerahnya," Kata William Gondokusumo, founder dan CEO Campaign.com.

Dodi Reza Alex Noerdi, Ketua Umum Lingkar Temu Kabupaten Lestari, menuturkan, "Ini adalah langkah kami bersama Campaign.com untuk meningkatkan kapasitas diri pemuda pemudi yang tak hanya berpusat di Pulau Jawa. Kami berharap 7 Challenge dapat berkembang dan dirasakan dampak positifnya di masa depan."

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Apa Saja Tantangan Sosialnya?

Ilustrasi hutan lebat (AP Photo/Rodrigo Abd)

1. Kurangi Plastik untuk Gorontalo Sehat

Berdasarkan data kronologi.id, total sampah di Gorontalo periode 2013--2018 mencapai 161.008 ton. Melihat hal itu, mereka mengajak masyarakat Gorontalo, terutama anak mudanya, untuk menjaga kebersihan lingkungan dan menggunakan barang yang dapat digunakan kembali.

2. Riau Menggugat Sampah

Menurut data KLHK, jumlah timbunan sampah di Indonesia meningkat, dari 64 juta ton pada September 2019 jadi 67,8 ton per 2020. Sampah plastik menyumbang 15 persen total tersebut, yang artinya jumlah sampah plastik di Indonesia diperkirakan mencapai 10,17 juta ton pada 2020.

Melalui kampanye #RiauBersih, pihaknya mengajak seluruh masyarakat Riau untuk lebih peduli dan terlibat dalam upaya pembuangan sampah dan menggunakan barang ramah lingkungan.

3. Selamatkan Lahanmu untuk Persiapkan Pangan Keluargamu #OneFamilyOneFarm

Data Bappenas memprediksi bahwa pekerjaan petani di Indonesia tidak akan ada lagi pada 2063. Otomatis, ada risiko penurunan ketersediaan pangan. Melihat cukup banyak rumah penduduk di Siak, Riau berpekarangan luas dan bisa ditanami pangan sehari-hari, kampanye ini mendorong "peran" petani dimulai dari diri sendiri.

4. Kita Peduli lingkungan

Jumlah penduduk di Pontianak, Kalimantan Barat terus meningkat setiap tahun, dan itu memengaruhi total sampah. Komunitas #yokijauyok mengajak Anda turut berpartisipasi dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, menggunakan wadah yang bisa dipakai berulang, dan semua barang yang mendukung pengurangan sampah akhir lain.


5. Gunakan Produk Kerajinan Berbahan Alami

Ilustrasi tas belanja yang bisa digunakan berulang kali alias reusable bag. (dok. Pexels/cottonbro)

Anda juga diajak untuk ikut mendukung kampanye penggunaan produk kerajinan berbahan alami. Caranya dengan mengunggah foto saat menggunakan, memiliki, atau membuat produk kerajinan berbahan alami, seperti anyaman.

6. #AyoSelamatkanMacaca

Macaca hecki dan Macaca tonkeana merupakan monyet endemik yang biasa dijumpai di Sulawesi Tengah dan konservasinya masuk kategori rentan. Monyet tersebut sering turun melintas jalan trans Palu-Parigi dan banyak pelaku perjalanan yang memberi makan.

Kampanye ini ingin mengajak Anda untuk lebih peduli dengan tidak memberi makan, mengingat insting berburunya bisa saja hilang, apalagi sampai memelihara monyet endemik tersebut.

7. #CeritatentangKelor

Kampanye ini bertujuan mengenalkan apa itu kelor, manfaat kelor, cara mengolah kelor, dan produk-produk dari kelor. Kelor tinggi gizi sehingga diklaim bisa jadi alternatif untuk memperbaiki masalah gizi.

7 Challenge ini bisa diikuti lewat aplikasi Campaign #ForChange yang tersedia di App Store dan Play Store. Setiap tantangan yang berhasil diselesaikan nantinya akan dikonversikan jadi donasi sebesar Rp20 ribu oleh Akademi Generasi Lestari untuk mendukung kampanye sosial tersebut. (Jihan Karina Lasena)


Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat

Infografis Indonesia Sumbang Sampah Plastik Terbesar Kedua Sejagat. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya