Cek Fakta: Tidak Benar Terlalu Sering Tes Swab Bisa Bikin Dahi Bermagnet

Beredar di media sosial postingan yang mengklaim tes swab bisa mengakibatkan dahi seseorang menjadi bermagnet.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 07 Jun 2021, 11:42 WIB
ilustrasi hoaks tes swab.

Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang mengklaim tes swab bisa mengakibatkan dahi seseorang menjadi bermagnet. Postingan tersebut ramai dibagikan sejak akhir Mei lalu oleh para pengguna media sosial di Korea Selatan.

Dalam postingan tersebut juga disertai video seseorang yang dahinya tertempel kunci akibat bermagnet. Video tersebut dilengkapi narasi:

"Video ini cukup mengejutkan. Anda dapat melihat mengapa kita harus menolak tes corona.

Seorang kenalan pembuat video ini menolak vaksin tersebut, namun dikatakan telah menjalani tes swab corona dua kali seminggu selama setahun penuh.

Akibatnya, segala macam gumpalan besi menempel di dahinya...walau tidak divaksinasi. Anda mungkin merasa terbantu untuk merujuk ke video yang terkait dengan tes korona yang telah saya posting di blog saya untuk memahami mengapa hal ini terjadi. Saya kira tes swab corona berdampak buruk, tapi melihat kasus ini cukup mengejutkan."

Lalu benarkah dahi atau kening seseorang akan menjadi bermagnet jika terus melakukan tes swab?

Dilansir AFP Fact Check, postingan yang mengklaim terlalu sering di tes swab bisa membuat dahi atau kening bermagnet adalah tidak benar. AFP Fact Check mendapat penjelasan dari Korea Disease Control and Prevention Agency (KDCA).

"Tidak ada dasar ilmiahnya dan tidak masuk akal," ujar Juru Bicara KDCA pada AFP Fact Check.

Para ahli juga menekankan bahwa tes swab tidak menyentuh dahi seseorang.

"Untuk mengetahui apakah seseorang terinfeksi virus corona, petugas kesehatan menggunakan swab dengan poros panjang untuk mengikis bagian belakang nasofaring orang tersebut dengan lembut. Nasofaring adalah bagian atas tenggorokan, tepat di belakang hidung" kata Departemen Biokimia Universitas Otago di situsnya.

Kementerian Pendidikan Korsel menyebut gesekan statis sebagai salah satu alasan benda logam dapat menempel pada tubuh manusia. Gesekan statis adalah gesekan antara dua atau lebih benda padat yang tidak bergerak relatif satu sama lain.

“Jika kita mengambil kasus menempelkan sendok ke tubuh kita sebagai contoh, baik sendok dan permukaan tubuh kita terlihat halus, tetapi pada kenyataannya, atom dan molekul yang tak terhitung jumlahnya menonjol dari permukaan. Oleh karena itu, ketika kita menempelkan sendok logam ke tubuh kita, sendok dan tonjolan di tubuh kita ini bersentuhan satu sama lain untuk menghasilkan gesekan," bunyi pernyataan Kementerian Pendidikan Korsel di blog resminya.

"Tekanan pada titik kontak ini biasanya jauh lebih besar daripada tekanan rata-rata di seluruh permukaan, sehingga kedua titik akan langsung saling menempel."

Sumber:

https://factcheck.afp.com/coronavirus-tests-do-not-make-your-forehead-magnetic

https://www.kominfo.go.id/content/detail/34879/hoaks-melakukan-tes-pcr-berulang-kali-dapat-membuat-dahi-menjadi-magnet/0/laporan_isu_hoaks

#IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia. 

Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu. 

Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya