RSUD Soetomo Pasok Obat dan Mobil PCR ke Bangkalan

RSUD Dr Soetomo juga mengirim manajemen penanganan COVID-19, termasuk mobil PCR Dr Soetomo untuk melakukan tracing.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jun 2021, 00:12 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Surabaya - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soetomo Surabaya siap membantu pasokan obat dan mobil PCR ke RSUD Syarifah Ambami Rato Embu Bangkalan, yang mengalami lonjakan pasien COVID-19 hingga menutup IGD mulai 5 hingga 8 Juni 2021 mendatang.

Direktur Utama RSUD Dr Soetomo Surabaya Joni Wahyuhadi mengatakan, dirinya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan RSUD Syarifah Ambami Rato Embu Bangkalan untuk ikut membantu penanganan pasien COVID-19.

"Jadi sama-sama bantu Bangkalan, jangan sampai ada masalah. Kita sudah koordinasi dengan RSUD Bangkalan, alat sudah disampaikan apa yang kurang insyaallah dapat bantuan dari Kementerian Kesehatan dan obat kami bantukan," ujarnya dikutip dari Antara, Minggu (6/6/2021).

RSUD Dr Soetomo juga mengirim manajemen penanganan COVID-19, termasuk mobil PCR Dr Soetomo untuk melakukan tracing.

Joni mengaku, saat ini memang kondisi Covid-19 di Surabaya, khususnya yang ada di RSUD Dr Soetomo masih sangat rendah. Di RSUD Dr Soetomo saat ini total ada 38 pasien dari 250 kapasitas yang tersedia.

"ICU kami sekarang terisi lima pasien, ada dua pasien dari Bangkalan yang juga kita rawat di ICU dan beberapa dirawat di ruang lain," ujarnya.

"Kemudian, mekanisme sudah kami permudah, apabila ada pasien sedang berat dari Bangkalan bisa dirujuk ke Soetomo. Kami sudah punya grup khusus saling komunikasi bantu Bangkalan," katanya, menambahkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Cek Adanya Varian Baru

Selain itu, Joni mengatakan, akan mengambil sampel pasien dari Bangkalan guna dilakukan whole genom sequencing untuk meneliti apakah ada varian baru atau tidak.

Sebelumnya, penutupan layanan IGD di RSUD Syarifah Ambami Rato Embu Bangkalan ini sengaja diambil untuk melindungi tenaga kesehatan yang ada.

Sebab, dalam beberapa waktu terakhir terjadi peningkatan kasus COVID-19 yang kemudian juga dialami oleh beberapa tenaga kesehatan hingga meninggal dunia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya