Liputan6.com, Bangkalan - Setelah ditutup satu hari pada hari ini, Minggu (6/6). layanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah Syarifah Ambami Rato Ebu (Syamrabu) Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, dipastikan kembali dibuka.
Kepastian ini diumumkan oleh Juru Bicara Satgas Covid-19 Bangkalan, Agus Susianto Zein, Minggu malam. "Layanan sudah dibuka lagi mulai jam 15.00 hari ini," katanya dalam keterangan tertulis.
Baca Juga
Advertisement
Keputusan membuka kembali layanan IGD ini dicapai dalam rapat darurat Satgas Covid-19 Jawa Timur di Pendopo Agung Bangkalan hari ini.
Setelah mendengarkan penjelasan dari Direktur RSUD Syamrabu dr Nunuk Kristiani tentang alasan penutupan karena kewalahan menangani pasien Covid-19 yang membludak, sementara di saat bersamaan banyak tenaga kesehatan terpapar virus Corona.
Pimpinan rapat Danrem 084/Bhaskara jaya, Brigadir Jenderal TNI Herman Hidayat Eko Atmojo dan Kepala Dinas Kesehatan Jatim, Herlin Ferliana meminta layanan IGD RSUD Syamrabu dibuka kembali agar pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan tetap berjalan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
6 RS Penyangga di Jatim
Herlin Ferliana menjelaskan untuk kekurangan tenaga medis, RSUD Syamrabu akan mendapat bantuan tenaga medis dari provinsi dan juga TNI.
Sedangkan untuk kekurangan bad perawatan, kata dia, satgas telah menunjuk 6 rumah sakit di sekitaran Surabaya sebagai penyangah untuk menampung jika ada pasien Covid-19 susulan.
"Enam Rumah sakit penyangah itu adalah RSUD dr Soetomo, RSU Universitas Airlangga, rsu haji Surabaya, RSU PHC, RSU Adi Husada Undaan dan RSU Al Irsyad, kita harap pelayanan bisa cepat dan tepat,” katanya.
Terpisah, Ketua Satgas Covid-19 RSUD Syamrabu, dr Catur menjelaskan rumah sakit plat merah ini memiliki 316 tempat tidur pasien, 90 diantaranya khusus untuk pasien Covid-19.
Saat ini, kata dia, 80 persen rawat inap khusus telah terisi. Sementara jumlah tenaga medis yang terpapar sebanyak 18 orang dan satu diantaranya seorang dokter telah meninggal dunia.
Advertisement