Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Senin pagi, (7/6/2021) menyusul investor menanti data perdagangan China pada Mei 2021.
Di bursa saham Asia, indeks Jepang Nikkei naik 0,68 persen pada awal perdagangan. Indeks saham Topix menguat 0,21 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak 0,46 persen.
Advertisement
Di Australia, indeks saham ASX 200 naik 0,17 persen. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,26 persen. Pada awal pekan ini, China akan merilis data perdagangan pada Mei 2021. Demikian mengutip CNBC, Senin (7/6/2021).
Di sisi lain, Menteri Keuangan yang tergabung dalam negara G7 menyetujui proposal pemerintah Amerika Serikat (AS) agar perusahaan global membayar tarif pajak minimum 15 persen.
Selain itu, bursa saham Malaysia dan Selandia Baru libur pada awal pekan ini. Sementara itu, indeks dolar AS diperdagangkan di kisaran 90,139. Angka ini lebih rendah dari sebelumnya 90,4. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 109,51 per dolar AS.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Wall Street Melejit Usai Data Tenaga Kerja AS Belum Sesuai Prediksi
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Jumat, 4 Juni 2021. Hal ini seiring data tenaga kerja AS pada Mei 2021 yang solid mendorong kepercayaan ekonomi akan pulih.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 menguat 0,9 persen ke posisi 4.229,89. Indeks Dow Jones naik 179,35 poin ke posisi 34.756,39. Indeks Nasdaq bertambah 1,5 persen ke posisi 13.814,49.
Selama sepekan, indeks saham acuan menguat terbatas. Indeks Dow Jones dan S&P 500 masing-masing naik 0,7 persen dan 0,6 persen. Indeks Nasdaq bertambah 0,5 persen pada pekan ini.
Di sisi lain, data ekonomi AS menunjukkan ada tambahan 559.000 pekerjaan pada Mei, demikian yang disampaikan Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat pekan ini. Angka ini lebih rendah dari perkiraan ekonom yang disurvei Dow Jones di kisaran 671.000.
Meski demikian, tambahan tenaga kerja itu menunjukkan pertumbuhan masih sehat di sektor tenaga kerja. Tambahan pekerjaan pada Mei lebih tinggi dari periode April sekitar 278.000.
Tingkat pengangguran 5,8 persen dari sebelumnya 6,1 persen. Tingkat pengangguran itu lebih baik dari yang diharapkan 5,9 persen. Banyak pihak percaya laporan data tenaga kerja AS meski solid tidak cukup kuat untuk mendorong bank sentral AS atau the Federal Reserve hentikan program pembelian obligasi.
"Jumlah pekerjaan adalah goldilocks untuk risiko. Tidak terlalu panas untuk membawa the Fed dan tidak terlalu dingin untuk mengkhawatirkan ekonomi,” ujar Kepala Strategi Global NatWest Markets, John Briggs dilansir dari CNBC, Sabtu, 5 Juni 2021.
Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun sedikit turun setelah laporan pekerjaan. Imbal hasil obligasi melonjak lebih tinggi dalam beberapa bulan terakhir di tengah meningkatnya harapan inflasi.
"Sementara kenaikan pekerjaan agak sederhana dibandingkan dengan harapan. Kabar baiknya adalah angka tersebut pulih dari kegagalan mengecewakan bulan lalu,” ujar Vice Presiden of Portfolio Management Allianz Investment Management.
"Secara keseluruhan, laporan hari ini memang memberikan kemajuan ke arah yang benar,” ia menambahkan.
Selain itu, saham meme AMC Entertainment bergerak fluktuaktif pada perdagangan Jumat. Saham AMC Entertainment turun sekitar 6,7 persen, tetapi masih naik lebih dari 80 persen pekan ini. Saham BlackBerry susut 12,7 persen, memangkas reli menjadi 37 persen.
Advertisement