Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 membangkitkan kreativitas dalam melayani pelanggan. Di tengah pembatasan perjalanan dan beragam aturan protokol kesehatan, PT KAI menghadirkan kembali layanan chef on board alias chef masak langsung di kereta. Layanan tersebut sementara ini tersedia untuk rute perjalanan Gambir-Pasar Turi (pp).
Kepada Liputan6.com, Senin (7/6/2021), VP Corporate Communication PT KAI Joni Martinus menerangkan layanan itu mulai tersedia per 1 Juni 2021. "KAI melalui anak usahanya, yaitu KAI Services memberikan pelayanan makan dan pertunjukan live cooking, di mana masakan yang disajikan dimasak secara langsung selama perjalanan," ia menerangkan.
Menurut Joni, layanan Chef On Board tersebut diharapkan dapat mengobati kerinduan penikmat perjalanan kereta api. Selain itu, penumpang diharapkan memperoleh pengalaman berkesan mengenai kuliner selama perjalanan kereta api.
Baca Juga
Advertisement
"Untuk saat ini, live cooking layanan chef on board baru diterapkan pada KA Argo Bromo Anggrek rute Gambir-Surabaya Pasarturi pp dan tidak menutup kemungkinan akan dilayani pada kereta api lainnya," kata Joni.
Menu yang ditawarkan cukup beragam, didominasi menu yang jadi andalan PT KAI selama ini. Terdiri dari nasi goreng parahyangan legend, nasi rames ayam serundeng, selat Solo, dan bakmi godog Jawa. "Makanan siap santap masih tetap tersedia," ujar Joni.
Joni menyebut proses memasak langsung tersebut dijamin higienis, profesional, dan tetap memperhatikan keselamatan. Para koki dari KAI Services diwajibkan untuk menggunakan APD, berupa face shield, masker, dan sarung tangan. Begitu pula dengan pramusaji selama mereka bertugas.
"Selain itu, saat pelanggan menikmati sajian di kereta makan, KAI juga menerapkan physical distancing dengan jaga jarak pada meja dan kursi kereta makan tersebut. Tujuannya agar seluruh protokol kesehatan dalam pelayanan di kereta makan tetap terjaga," ia menambahkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Respons Pelanggan
Joni mengatakan sejauh ini, pelanggan merespons baik layanan tersebut. Salah satu yang sudah menikmati pengalaman tersebut adalah Wira Nurmansyah, seorang travel blogger yang mengunggah perjalanannya lewat channel YouTube-nya.
Ia mengaku selama pandemi, kapasitas penumpang kereta dikurangi. "Karena penumpangnya tidak boleh penuh, jadi kapasitasnya penumpang 70 persen saat memilih tempat duduk sesuai dengan pilihan, tidak bisa menggunakan tempat duduk lain karena kursinya di blok," kata Wira dalam video berdurasi 16 menit 11 detik.
Sembari menunggu sampai, ia pun pergi ke restorasi yang tidak jauh dari gerbongnya. Ia mengaku kaget melihat koki sedang memasak makanan langsung di gerbong restorasi.
"Kalau enggak salah, zaman dulu banget pernah ada dan hari ini adalah perdana ada menu-menu yang ditutup. Jadi, ada chef on board bakal masak menu yang ada di kereta," ujarnya.
Advertisement
Rasa Makanan
Dari sederet menu yang ditawarkan, Wira memasak bakmi godog dan nasi goreng parahyangan legend. Ia mengatakan rasa nasi goreng pas dengan bumbu yang jauh lebih kuat.
"Wow, rasanya mirip, tetapi yang ini rasa bumbunya jauh lebih kuat, ada ebi yang memiliki rasa lebih kuat, pedasnya juga terasa. Kalau yang biasa dalam bentuk frozen, biasanya agak kurang bumbu, tapi ini pas," jelasnya.
Sementara, bakmi godognya menggunakan telur bebek. Bahan itu menambah rasa gurih. "Ini berasa banget fresh, bukan makanan dimasak dengan microwave. Ini minya agak tebal ya, ini rasanya juara," ucapnya.
Selain mengomentari rasa makanan, Wira juga menyoroti bahwa kemasan makanan yang dipakai sudah food grade. Dia memberitahu kemasan itu terbuat dari jagung. (Muhammad Thoifur)
Baca Juga
Kereta Cepat Terjagat
Advertisement