Liputan6.com, Bandung - Wali Kota Bandung membenarkan kabar naiknya bed occupancy ratio (BOR) atau keterisian tempat tidur rawat inap rumah sakit rujukan di Kota Bandung untuk pasien Covid-19. Saat ini, BOR rumah sakit Covid-19 di Kota Bandung sudah mencapai 79,9 persen.
Meski mengalami kenaikan, menurut Oded, penanganan Covid-19 di Kota Bandung saat ini masih tetap terkendali.
“Terakhir waktu kita ratas (rapat terbatas) itu saya juga minta pada Pak Sekda di Kota Bandung memang ada kenaikan terutama BOR. Tapi ya masih dalam batas terkendali,” kata Oded di Pendopo Kota Bandung, Senin (7/6/2021).
Baca Juga
Advertisement
Pernyatan Oded ini agak berbeda dengan Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana sebelumnya yang menyatakan fasilitas kesehatan maupun tenaga kesehatan dalam keadaan kolaps seiring meningkatnya kasus harian dan naiknya BOR rumah sakit.
Selain fasilitas kesehatan di rumah sakit, beberapa pusat isolasi penanganan Covid-19 di sejumlah kecamatan di Kota Bandung jumlahnya masih cukup.
“Masih (terkendali) terutama di wilayah yang kemarin dikatakan ada 11 kecamatan ternyata setelah dicek ke lapangan persoalannya tidak merata. Yang di 19 kecamatan itu masih kosong, mudah-mudahan nanti bisa disilang penangannya,” ujar Oded.
Oded menuturkan, naiknya kasus Covid-19 pasca libur lebaran terjadi juga di daerah lain. Hal itu dikarenakan masyarakat sulit untuk tidak menghindari silaturahmi tatap muka.
“Bisa jadi kan banyak variabelnya. Kalau dari dampak lebaran saya kira hampir terjadi bukan hanya di Kota Bandung tapi di banyak kota juga begitu karena ketika lebaran sulit dihindari masyarakat untuk bersilaturahim. Jadi saya kira memang hal yang harus diwaspadai bersama,” tuturnya.