Covid-19 di Kudus dan Bangkalan, Menkes Kirim Tambahan 50 Ribu Vaksin

Menkes mengatakan, upaya lain meredam kasus Covid-19 adalah meminta kepala daerah mengetatkan protokol kesehatan.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 07 Jun 2021, 15:23 WIB
Petugas medis menunjukkan jarum suntik dan vaksin Covid-19 di Puskesmas Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (9/2/2021). Kementerian Kesehatan memulai vaksinasi Sinovac untuk tenaga kesehatan di atas 60 tahun setelah BPOM mengeluarkan izin penggunaan vaksin untuk lansia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyatakan, pemerintah akan mengirim 50 ribu vaksin tambahan ke dua daerah dengan ledakan kasus Covid-19 tertinggi, yakni Kudus dan Bangkalan.

"Khusus daerah Kudus kita sudah drop 50 ribu vaksin untuk daerah Kudus, supaya bisa segera disuntikkan, di Bangkalan kita akan drop segera 50 ribu supaya bisa mengurangi risiko penularan," kata Budi dalam keterangan pers virtual, Senin (7/6/2021).

Budi menyebut di Kudus terdapat 300 lebih tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 dan sudah divaksin.

"Alhamdulillah sampai sekarang kondisi mereka masih baik, termasuk 1 orang dokter spesialis yang usianya 70 tahun yang juga terpapar alhamdulillah kondisinya juga baik," ucap dia.

Selain vaksin, upaya lain untuk meredam kasus Covid-19 adalah meminta kepala daerah mengetatkan protokol kesehatan. Ia juga meminta pemerintah daerah menyediakan tempat isolasi tambahan bagi warga yang terpapar Covid-19.

"Kita mengurai tekanan di RS dengan rujukan dan melengkapi tenaga kesehatan, kedua minta tolong protokol kesehatan diterapkan dengan baik, tracing, treatment, isolasi mandiri, dan isolasi swadaya, dan terakhir vaksinasi sudah kirimkan," pungkas Budi.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kasus Covid-19 di Bangkalan dan Kudus Meningkat Drastis

Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam Puncak Hari Gizi Nasional ke-61 tahun 2021 pada Senin (25/1/2021) (Tangkapan Layar Youtube Kementerian Kesehatan)

Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengungkap penyebab kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah dan Bangkalan, Madura, Jawa Timur meningkat usai Lebaran Idul Fitri 2021. 

"Kenaikan yang tinggi ini terjadi karena adanya peningkatan kasus. Kita tahu Kudus adalah daerah ziarah, sedangkan di Madura banyak pekerja migran yang pulang dari negara tetangga," ungkapnya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/6/2021).

Budi menjelaskan, sebelum libur Lebaran Idul Fitri 2021, tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 Kudus yang terpakai hanya 40. Namun, setelah libur Lebaran naik drastis menjadi 350 tempat tidur terisi. 

Sementara di Bangkalan, kini 80 tempat tidur di rumah sakit rujukan Covid-19 terisi. Padahal sebelum libur Lebaran 2021, hanya 10 tempat tidur terisi. 

Guna mengantisipasi terus bertambahnya pasien Covid-19, Budi mendorong pemerintah daerah Kudus dan Bangkalan merujuk pasiennya ke ibu kota daerah. Misalnya pasien dari Kudus dirujuk ke RS Semarang, sedangkan Bangkalan bisa merujuk ke Surabaya.

"Alhamdulillah kapasitas RS di Semarang dan Surabaya itu cukup untuk menerima rujukan dari Kudus dan Bangkalan," pungkasnya.

Berdasarkan data Satgas Penanganan Covid-19 Jatim, per 5 Juni 2021, kasus kumulatif positif Covid-19 di Jatim mencapai 156.050, bertambah 244 kasus pada hari ini. Sebanyak 142.727 dinyatakan sembuh, 1.793 masih dirawat dan 11.530 meninggal dunia.

Sedangkan kasus kumulatif Covid-19 di Bangkalan, tercatat ada sebanyak 1.754 kasus. 1.520 dinyatakan sembuh, 178 meninggal dunia dan sebanyak 56 pasien masih dirawat.

Bangkalan dalam peta risiko merupakan daerah berstatus kuning, atau zona risiko rendah.

Adapun Kudus, per Sabtu 5 Jun 2021, mencatat penambahan 183 kasus baru Covid-19 sehingga totalnya mencapai 8.393. Sementara kasus aktif Covid-19 mencapai 1.413. Saat ini, Kudus berstatus zona merah atau berisiko tinggi terhadap Covid-19.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya