Liputan6.com, Jakarta - Menjelang Hari Keamanan Pangan Sedunia pada 7 Juni, sejumlah badan PBB menyerukan aksi bersama untuk memastikan bahan makanan bebas dari bahan beracun yang menyebabkan ratusan ribu kematian tiap tahunnya.
Pada 2019, ditemukan ada hampir 690 juta orang menderita kelaparan kronis, sebelum pandemi COVID-19, menurut sebuah laporan PBB tentang keamanan pangan global.
Advertisement
Sementara itu, dampak menyeluruh dari pandemi terhadap keamanan pangan masih belum diketahui.
Namun dalam laporan ini, diprediksi bahwa sebanyak lebih dari 132 juta orang mengalami kekurangan pangan di 2020 akibat aturan pembatasan sosial karena COVID-19.
Dominique Burgeon, Direktur Organisasi Pangan dan Pertanian PBB di Jenewa, mengatakan keselamatan pangan adalah kunci dari keamanan pangan.
"Setiap tahun, 600 juta orang jatuh sakit dan satu dari 10, atau sekitar 420 ribu meninggal dunia karena mengkonsumsi makanan yang mengandung bakteri, virus, parasit, racun atau zat kimia berbahaya. Ini adalah fenomena gunung es karena data pengamatan yang menyeluruh untuk penyakit yang diakibatkan makanan tidak tersedia di mana pun," kata Burgeon, seperti dilansir VOA Indonesia, Senin (7/6/2021).
Keamanan Pangan Sebagai Tanggung Jawab Bersama
Burgeon selanjutnya mengatakan bahwa makanan yang tidak aman menyebabkan beban keuangan yang signifikan pada negara-negara berpendapatan rendah dan menengah, sebesar kehilangan produktivitas sekitar $90 miliar AS setahun.
Sejumlah badan PBB mengatakan keamanan pangan adalah tanggung jawab bersama dan semua pihak memiliki peran dalam menjaga agar makanan tetap aman dan masyarakat tetap sehat.
Menurut Burgeon, hal ini termasuk mereka yang memproduksi makanan, industri, pemerintah, dan konsumen.
"Cara Anda menyimpan makanan, cara Anda memasak. Namun, tentu saja, menurut saya semuanya - kebun hingga ke meja makan. Mulai dari awal proses. Cara makanan diproduksi… cara makanan disimpan, dan kemudian dikirim, diproses, dan sebagainya," jelas Burgeon.
Keamanan pangan melibatkan pendekatan holistik yang mempertimbangkan kesehatan manusia, hewan, tumbuhan dan lingkungan, menurut FAO. Memahami dan menjaga keamanan semua aspek dalam rantai makanan menurut mereka akan berkontribusi terhadap kesehatan hidup manusia dan bumi.
Advertisement