Liputan6.com, Jakarta Anggota Komisi IV DPR RI Renny Astuti meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk segera mengevaluasi penggunaan anggaran yang berkaitan program Kegiatan Prioritas KKP Tahun 2021, salah satunya berkaitan dengan budidaya ikan. Hal ini perlu jadi perhatian agar manfaat dari pelaksanaannya langsung dirasakan oleh masyarakat, khususnya pelaku usaha kelautan dan perikanan.
“Saya ingin penggunaan anggaran KKP 2021 dievaluasi kembali. Kami ingin mereka yang menjadi sasaran dari program tersebut, harapannya, jadi bisa lebih aktif dan terus berproduksi di masa pandemi. Tentu ke depannya, bisa juga menggerakan perekonomian masyarakat,” ujar Renny dalam rapat kerja Komisi IV DPR RI dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono beserta jajaran di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta, Senin (7/6/2021).
Advertisement
Dalam rapat yang membahas evaluasi pelaksanaan APBN tahun anggaran 2020-2021 dan RKA-K/L sekaligus RKP-K/L tahun 2022, Politisi Fraksi Partai Gerindra itu turut menyoroti soal usulan tambahan anggaran KKP tahun 2022 sebesar Rp8.04 triliun.
Jika diperhatikan, rata-rata Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor kelautan dan perikanan setiap tahunnya masih dinilai rendah, berkisar Rp600 miliar. Ke depannya, ia ingin KKP segera menemukan strategi guna memacu PNBP tahun 2022.
Minta KKP Perhatikan Tenaga Honorer
Pada kesempatan yang sama, ia pun mengingatkan agar KKP memperhatikan kesejahteraan para tenaga honorer, khususnya penyuluh daerah setempat. Baginya, tanpa penyuluh, program-program KKP tidak akan berjalan dengan efektif dan tepat sasaran. Perlu diketahui, peran penyuluh sangat penting dalam meningkatkan kapasitas pelaku usaha dan perikanan budidaya.
Oleh karena itu, Renny berharap Menteri Kelautan dan Perikanan segara mengembangkan kelembagaan KKP di daerah dan meningkatkan kesejahteraan penyuluh perikanan.
“Kami harap ke depannya Pak Menteri bisa lebih memperhatikan honor serta kesejahteraan para tenaga honorer seperti penyuluh. Tidak akan berjalan dengan efektif program itu, jika manusianya tidak diperhatikan,” pungkasnya.
Advertisement
Dorong KKP Perbanyak Bimtek
Di sisi lain, Anggota Komisi IV DPR RI Yessy Melania meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) agar memperbanyak program bimbingan teknis dan sosialisasi kepada nelayan Indonesia.
Ia menilai, bimtek dan sosialisasi yang dilakukan KKP selama ini belum memadai. Padahal, ada sejumlah rencana strategis KKP memerlukan edukasi pendampingan guna tercapainya tujuan prioritas perlindungan, pemberdayaan, kesejahteraan, dan kemakmuran nelayan.
“Kami meminta diperbanyak program-program penyuluhan bimtek kepada nelayan atau nelayan tradisional kita. Di sini saya sudah melihat beberapa bahan (presentasi, red) di setiap ditjen itu belum ada yang secara spesifik,” ujar Yessy dalam rapat kerja.
Selain itu, Politisi Fraksi Partai NasDem itu juga mempertanyakan realisasi penyerapan anggaran APBN 2020, terutama di Ditjen Perikanan Budidaya dan Ditjen Perikanan Tangkap. Padahal pada kedua ditjen tersebut memiliki program kerja yang memiliki dampak langsung pada masyarakat terutama nelayan sehingga seharusnya memiliki realisasi penyerapan yang tinggi.
“Kami mencoba melihat, di realisasi penyerapan anggaran APBN di tahun 2020 untuk KKP. Ini yang terendah ada di ditjen perikanan budidaya dan ditjen perikanan tangkap. Sementara kami melihat, kedua ditjen ini seharusnya bisa terserap dengan maksimal karena program-program di sini adalah program yang lekat dengan masyarakat,” ucapnya.
Guna realisasi ke depannya maksimal, ia berharap KKP memiliki petunjuk teknis dan regulasi yang jelas dan tidak berbelit seperti berkaitan dengan calon penerima bantuan KKP.
(*)