Cerita dari India dan Harapan Kudus Keluar dari Zona Hitam Covid-19

Kejadian kasus COVID-19 di Kudus yang telah menjadi zona hitam dan dengan cepat menyebar ke kota-kota lainnya.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jun 2021, 23:50 WIB
TV Kudus

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum HKTI, Moeldoko, mengirimkan Ivermectin yang disebut-sebut sebagai 'obat yang mengalahkan COVID-19' ke Kudus. Moeldoko meminta masyarakat terus waspada.

Ivermectin itu dikirimkan Moeldoko ke tiga kecamatan yang dianggap paling berat situasinya, yaitu Kecamatan Jati, Kecamatan Kota, dan Kecamatan Mejobo. Ivermectin gratis itu dibagikan kepada ratusan warga yang sedang dirawat di rumah sakit ataupun yang sedang isolasi mandiri.

"Keadaan darurat ini seperti rumah yang terbakar baru depannya saja jangan sampai kita tunggu api melahap seluruh rumah baru kita berbuat sesuatu karena akan sangat terlambat. Demikian pula kejadian kasus COVID-19 di Kudus yang telah menjadi zona hitam dan dengan cepat menyebar ke kota-kota lainnya. Juga dengan adanya perkiraan dari Kemenkes akan adanya kenaikan kasus COVID-19 eksponensial di akhir Juni yang akan mencapai 50.000 sampai 100.000 kasus per hari, kita sudah harus waspada dan bersiap diri mengatasinya," kata Moeldoko dalam keterangan tertulis, Senin (7/6/2021).

Moeldoko bercerita soal India yang berupaya keluar dari krisis COVID-19 dengan cara membagikan Ivermectin secara massal. Dia menyebut obat tersebut ampuh menurunkan angka kasus COVID-19.

"Maka saya berinisiatif untuk membagikan obat yang sama ini di tiga kecamatan di Kudus yang paling parah keadaannya," imbuh Moeldoko.

Dia berharap hasil data ilmiah sudah bisa didapatkan dalam 10 hari ke depan untuk dijadikan bahan pertimbangan. Moeldoko berharap bencana COVID-19 yang melanda Indonesia segera selesai.

Ivermectin Diproduksi di Indonesia

Vice President PT Harsen Laboratories, Sofia Koswara, mengatakan Ivermectin telah berhasil menurunkan jumlah kematian di India. Ivermectin juga sebenarnya telah dibagikan ke masyarakat Indonesia sejak 2020.

"Hanya tiga pekan setelah menambahkan Ivermectin di New Delhi, kasus terinfeksi yang memuncak 28,395 orang pada 20 April lalu turun secara drastis menjadi 6.430 orang pada 15 Mei. Kematian juga turun sekitar 25 persen pada bulan yang sama," kata Sofia.

"Sebetulnya kami juga sudah membagikan Ivermectin ini kepada ribuan orang di Indonesia sejak September tahun lalu. Hasilnya sangat bagus," sambung Sofia.

Dia mengatakan Ivermectin ini dibagikan karena melihat keberhasilan di sejumlah negara. Saat ini Ivermectin juga sudah diproduksi di Indonesia.

"Ivermectin berhasil di 16 negara lain seperti Slovakia, Meksiko, Peru," katanya.

Sementara itu, ahli paru dari Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Dr. Budhi Antariksa PhD. Sp. P (K) memimpin uji klinis Ivermectin dengan Balitbangkes, Kemenkes di RS Persahabatan dan RS Sulianti.

"Pemerintah sudah berikan segala upaya untuk menanggulangi musibah ini, dari obat-obatan dan pelayanan kesehatan bagi warganya. Obat yang mempunyai potensi melawan COVID-19 juga dipersiapkan," kata Budhi Antariksa mengenai Ivermectin.

"Ivermectin merupakan obat minum dan memiliki potensi menghambat pembelahan atau anti replikasi virus, serta memiliki kemampuan anti- peradangan," tutur Budhi.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya