Liputan6.com, Jakarta - PT Unilever Oleochemical Indonesia memperluas investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara. Saat ini, perusahaan berencana menanamkan investasi baru sebesar Rp 2,5 triliun di KEK Sei Mangkei.
Investasi dari Unilever tersebut berpotensi menciptakan sedikitnya 600 tenaga kerja langsung dan 6.000 lebih tenaga kerja tidak langsung.
Advertisement
”Kami tengah berencana melakukan ekspansi Marvel 2, yaitu perluasan oleochemical produk dan produk dengan nilai tambah lebih yakni soap noodles dan surfaktan melalui inovasi teknologi. Nilai investasinya Rp 2,5 triliun,” kata Direktur Keuangan PT Unilever Indonesia, Arif Hudaya, dalam keterangannya pada Selasa (8/6/2021).
Perluasan investasi tersebut akan menghasilkan produk split fatty acid, distilled fatty acid, soap noodles, specialty surfactants dan pharma grade glycerin. Produk utama untuk di ekspor ke India (Hindustan Unilever Ltd) adalah split fatty acid.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyambut baik rencana PT Unilever Oleochemical Indonesia menambah investasi baru sebesar Rp 2,5 triliun di KEK Sei Mangkei. Ia menegaskan komitmen pemerintah untuk memberikan insentif berupa tax holiday terhadap investasi baru yang akan dilakukan oleh Unilever di dalam KEK Sei Mangkei.
Sejak 2013 hingga 2020, Unilever telah menanamkan investasi sebesar Rp 2,5 triliun. Portofolio produknya adalah asam lemak (fatty acid), gliserin, soap noodles, dan dove noodles. Kemudian Unilever melakukan investasi lanjutan Marvel 1 sebesar Rp 300 miliar pada 2021, yang progres fisik sudah mencapai 92,5 persen. Dengan rencana tambahan investasi baru sebesar Rp2,5 triliun, total investasi Unilever di KEK Sei Mangkei akan mencapai Rp 5,3 triliun.
Hingga saat ini kehadiran Unilever di KEK Sei Mangkei telah memberikan dampak ekonomi yang cukup luas, antara lain penambahan ekspor sebesar hampir USD 300 juta dari Indonesia, sehingga menjadi USD 800 juta per tahun. Kemudian penyerapan 430 tenaga kerja langsung dan 2.000 lebih tenaga kerja tidak langsung.
Investasi Unilever juga memberikan multiplier effect di luar kawasan KEK Sei Mangkei, khususnya untuk industri mikro. Diantaranya adalah perkembangan toko (convenience store) yang meningkat dari 2 toko menjadi 14 toko, jumlah hotel meningkat dari 1 hotel menjadi 6 hotel, terjadi peningkatan harga tanah dari Rp 300.000 per meter persegi menjadi Rp 1 juta per meter persegi, pengadaan café dengan jumlah toko 20 lebih, pengadaan tempat makan dengan jumlah toko 50 lebih, dan pengadaan toko elektronik/ponsel dengan jumlah toko 20 lebih.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Harapan Menko Airlangga
Dalam kesempatan bertemu Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, jajaran Direksi PT Unilever Indonesia dan PT Unilever Oleochemical Indonesia menyampaikan beberapa harapan. Pertama, meminta dukungan keberlanjutan penyediaan gas di KEK Sei Mangkei dengan harga USD 6 per mmbtu.
Kedua, optimalisasi pemanfaatan Pelabuhan Kuala Tanjung. Saat ini Pelabuan Kuala Tanjung dan KEK Sei Mangkei belum terkoneksi dengan kereta api. Jalur kereta api sudah terbangun, namun belum beroperasi. Unilever juga mengharapkan adanya tangki timbun di Pelabuhan Kuala Tanjung untuk produk mereka.
Ketiga, terkait pembangkit listrik tenga biomassa di KEK Sei Mangkei. Penggunaan listrik dari sumber terbarukan seperti biomassa merupakan bagian dari program keberlanjutan yang dijalankan oleh Unilever global untuk mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya di Indonesia. PTPN III selaku pengelola KEK Sei Mangkei saat ini sedang membangun pembangkit listrik tenga biomassa yang diperkirakan selesai pada pertengahan 2023 dengan kapasitas 9 MW.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto berjanji akan melakukan koordinasi dengan instansi-instansi terkait untuk membahas permintaan investor di KEK Sei Mangkei tersebut.
Advertisement