Liputan6.com, Bandung - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menyatakan Gunung Semeru di Jawa Timur, mengalami 52 kali gempa letusan (erupsi).
Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Andiani mengatakan, hal itu tercatat pada rekaman seismograf pada 7 Juni 2021. Sehari sebelumnya pada 6 Juni 2021, Gunung Semeru meletus dengan ketinggian kolom erupsi 500 meter.
Advertisement
"Tingkat aktivitas Level II (Waspada). Gunung Semeru 3.676 meter diatas permukaan laut (m dpl) mengalami erupsi tidak menerus," ujar Andiani di Bandung, Selasa (8/6/2021).
Andiani menjelaskan erupsi yang dihasilkan oleh Gunung Semeru adalah ekplosif dan efusif. Dampaknya menghasilkan aliran lava ke arah lereng selatan dan tenggara, serta lontaran batuan pijar di sekitar kawah puncak.
Untuk peringatan keselamatan jalur penerbangan (VONA), kata Andiani, terakhir terkirim kode warna oranye diterbitkan pada tanggal 6 Juni 2021 pukul 07.52 WIB.
"Pada sat itu abu vulkanik ke arah selatan dengan ketinggian 500 meter dari atas kawah," katanya.
Pantauan secara kasat mata Gunung Semeru tertutup kabut. Asap kawah dan kolom erupsi tidak teramati, cuaca cerah, angin lemah ke arah selatan. Andiani mengimbau kepada masyarakat, pengunjung, wisatawan tidak beraktivitas dalam radius 1 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru.
"Dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor tenggara - selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunun api Semeru," kata Andiani.
Andiani menerangkan radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.
Selain terjadi 52 kali gempa erupsi, Gunung Semeru juga mengalami 8 kali gempa hembusan, 2 kali gempa harmonik dan 3 kali gempa tektonik jauh.
"Masyarakat harus menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi," ungkap Andiani.
Perlu diwaspadai juga potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan. Masyarakat juga harus mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru, mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.