Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Novie Riyanto, mengatakan pagu kebutuhan Dirjen Perhubungan Udara tahun 2022 sebesar Rp 20,95 triliun. Namun Kementerian Keuangan dan Bappenas menyatakan komposisi pagu indikatif untuk Ditjen Perhubungan Udara hanya Rp 7,03 triliun.
“Pagu indikatif tahun 2022, hasil pembahasan teknis bersama satker di lingkungan Ditjen Hubud kementerian dan pemerintah daerah kami sampaikan bahwa besar pagu kebutuhan Ditjen Perhubungan Udara negara 2022 adalah Rp 20,95 triliun,” kata Novie Riyanto dalam RDP bersama Komisi V DPR RI, Selasa (8/6/2021).
Advertisement
Novie menjelaskan, pada 29 April 2021 Menteri Keuangan dan Bappenas mengeluarkan surat bersama perihal pagu indikatif. Dimana komposisi pagu indikatif Ditjen Perhubungan Udara adalah sebesar Rp 7,03 triliun.
Berikut rincian pagu indikatif tahun 2022 Ditjen Perhubungan Udara berdasarkan jenis belanja yakni, belanja pegawai Rp 872 miliar, belanja operasional sebesar Rp 751 miliar, PNBP Rp 680 miliar, BLU Rp 305 miliar, SBSN Rp 2 triliun dan PHLN sebesar Rp 142 miliar, serta belanja operasional dan belanja modal sebesar Rp 2,27 triliun.
“Memperhatikan perbandingan antara pagu indikatif 2022 dengan alokasi prioritas, pagu kegiatan Ditjen Perhubungan Udara tahun 2020-2024, untuk Tahun 2022 terdapat selisih sebesar Rp 11 triliun dan dari rentang waktu 2020-2022 terdapat total pagu yang cukup signifikan yaitu sebesar Rp 23 triliun,” jelasnya.
Adapun outlook Pagu indikatif Tahun 2022 Dirjen Perhubungan Udara sebagai berikut, pembangunan 8 lokasi Bandar Udara pendukung bandara baru, dua lokasi Bandara pendukung kawasan prioritas, 2 lokasi Bandara pendukung Kawasan KEK, 3 lokasi bandara baru pendukung prioritas Kawasan Industri.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pembangunan Bandara Terluar
Kemudian program jembatan udara yang terdiri dari 38 angkutan Perintis kargo, 1 subsidi angkutan udara kargo, 212 rute Perintis penumpang dan 10.375 drum BBM penumpang serta 1.939 drum BBM kargo,
Selanjutnya, Ditjen Perhubungan Udara juga akan mengembangkan bandara udara di perbatasan, terisolir dan rawan bencana di 21 bandara, serta akan menjalankan program Keselamatan Penerbangan dengan pengadaan pesawat.
Demikian, Ditjen Perhubungan Udara juga fokus terhadap sasaran prioritas pendanaan dan pembangunan transportasi udara tahun 2022, diantaranya pertama, penyelesaian kegiatan kontrak tahun jamak dan tunggakan pekerjaan; kedua, fokus pada pelayanan masyarakat dalam program jembatan udara atau keperintisan.
Ketiga, fokus pada program keselamatan dan keamanan penerbangan, program padat karya. Dan Keempat, fokus terhadao dukungan konektivitas dalam rangka pemulihan ekonomi nasional dalam program nasional.
Advertisement