Liputan6.com, Teheran - Ulama Syiah Ali Akbar Mohtashamipour meninggal dunia karena COVID-19. Ia wafat pada usia 74 tahun pada Senin 7 Juni 2021 di Tehran, Iran.
Menurut laporan Al Jazeera, Selasa (8/6/2021), Ali Akbar Mohtashamipour merupakan sekutu dekat Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ruhollah Khomeini. Ia juga keturunan Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga
Advertisement
Ia lantas menjadi Duta Besar Iran di Suriah, kemudian membantu mendirikan Hizbullah. Ia juga ikut berperan dalam mendirikan Garda Penjata Revolusi Islam.
Namun, ia kemudian masuk ke barisan reformis di Iran karena ingin mengubah teokrasi Iran dari dalam.
Pada 2009, sempat menentang terpilihnya Mahmoud Ahmadinejad di pemilu. Mohtashamipour lantas mendukung tokoh oposisi Mir Hossein Mousavi dan Mahdi Karroubi di Pergerakan Hijau di Iran.
Presiden Iran Hassan Rouhani dan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei turut menyampaikan duka cita atas kepergian Mohtashamipour.
Keturunan Nabi Muhammad SAW
Ali Akbar Mohtashamipour dikenal sebagai keturunan langsung Nabi Muhammad SAW. Hal itu juga disimbolkan dari korban hitam yang ia kenakan.
Usai menentang Ahmadinejad, Mohtashamipour bertempat tinggal di Najaf, Iraq. Kota itu merupakan kota suci bagi kelompok Syiah.
Ali Akbar Mohtashamipour juga pernah diasingkan di kota itu oleh Shah Mohammad Reza Pahlavi.
Ia dulu pernah kehilangan tangan kanannya karena bom. Diduga, bom itu merupakan milik Israel.
Advertisement