Sejarah Hari Laut Sedunia yang Dirayakan Setiap 8 Juni

Apa saja yang harus dilakukan di Hari Laut Sedunia?

oleh Komarudin diperbarui 09 Jun 2021, 03:02 WIB
Ilustrasi keindahan bawah laut. (dok. Kracmar/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap 8 Juni kita memperingati Hari Laut Sedunia atau World Ocean Day. Peringatan tersebut dilaksanakan setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan tanggal tersebut sebagai Hari Laut Sedunia.

Gagasan munculnya Hari Laut Sedunia berawal dari delegasi asal Kanada saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi di Rio Janeiro, Brasil, pada 1992. Namun, Hari Laut Sedunia baru dirayakan setiap tahun pada 8 Juni sejak 2009, melansir laman unesco.org.

Hari Laut Sedunia merupakan kesempatan untuk meningkatkan kesadaran global akan tantangan yang dihadapi oleh masyarakat internasional sehubungan dengan lautan. Paru-paru planet menyediakan sebagian besar oksigen yang kita hirup, lautan juga merupakan sumber utama makanan dan obat-obatan dan bagian penting dari biosfer.

Perayaan Hari Laut Sedunia juga untuk meningkatkan kesadaran penting peran laut dan kehidupan. Perayaan itu cara penting orang dapat membantu melindunginya.

PBB mengakui kontribusi penting dari pembangunan berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya dan penggunaan lautan untuk pencapaian tujuan pembangunan internasional. Termasuk yang terkandung dalam Deklarasi Milenium Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


50 Persen Oksigen Bumi

Ilustrasi laut, air laut. Kredit: Julian Hacker via Pixabay

Sementara Komisi Oseanografi Antar Pemerintah (IOC) UNESCO aktif mensponsori Jaringan Kelautan Dunia. Sejak 2002 UNESCO berperan penting dalam membangun dukungan untuk menjadikan 8 Juni sebagai Hari Laut Sedunia.

Lautan menutupi sekitar 70 persen permukaan bumi, termasuk tumbuhan, hewan, dan organisme lainnya. Wilayah lautan menyediakan 50 persen oksigen bumi.

"Laut merupakan rumah bagi sebagian besar keanekaragaman hayati yang ada di bumi. Kita sebagai manusia harus menciptakan keseimbangan baru dan membangun hubungan yang inklusif, inovatif, dan bermanfaat bagi laut dan kehidupan di dalamnya," tulis akun @kemnterianlhk.


Perubahan Iklim

Foto kombinasi menunjukkan landmark Menara Tokyo yang menyala (atas) dan dengan lampu dimatikan (bawah) untuk menandai kampanye Earth Hour di Tokyo (27/3/2021). (AFP/Kazuhiro Nogi)

Untuk mengurangi dampak perubahan iklim kita dapat mengurangi jejak karbon dengan menggunakan transportasi umum juga matikan lampu, AC, dan barang elektronik lain yang sedang tidak dipakai. Setop menggunakan plastik sekali pakai, selalu bawa botol minum dan tas belanja.

"Apabila sedang berlibur di pantai, jangan mengotori atau bahkan ambil sampah plastik yang kamu lihat di sana. Jangan membeli produk eksploitasi satwa laut seperti sirip hiu," katanya.


Infografis Klaim Sepihak China di Laut Natuna

Infografis Klaim Sepihak China di Laut Natuna. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya