Liputan6.com, Jakarta - Seiring ekonomi dunia yang mulai menggeliat pasca pandemi COVID-19, harga minyak diperkirakan juga mengalami tren perbaikan.
Di tengah situasi geopolitik dan kondisi pasar saat ini, Chief Executive Officer PT Medco Energi Internasional Tbk, Roberto Lorato mengaku cukup yakin dengan prospek industri gas dan minyak pada 2021.
Advertisement
Harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) kontrak pengiriman Juli sempat menyentuh level tertingginya sejak Oktober 2018 di USD 70 per barel.
"Itu karena permintaan mulai pulih sejalan dengan perbaikan ekonomi,” kata Roberto dalam diskusi virtual, Selasa (8/6/2021).
Sedikit bercerita, pekan lalu Roberto bertandang ke Eropa dan menyaksikan secara langsung bagaimana perekonomian telah kembali pulih. "Saya tahu mereka mungkin akan mengalami pasang surut, sebagian besar kawasan Eropa berada pada kemungkinan itu dan termasuk Amerika,” kata dia.
"Jadi harapan saya adalah bahwa permintaan ini akan meningkat,” Roberto menambahkan.
Namun begitu, Roberto mengakui harga minyak ini akan sangat ditentukan oleh siapa yang memiliki cadangan besar. Dia menuturkan, ada negara yang memiliki cadangan besar dan berpotensi kelebihan kapasitas, mereka bisa bermain.
"Dan itulah yang terjadi tahun lalu ketika kami mengalami pukulan itu. Di kawasan Selatan sangat mahal. Jadi saya tidak akan berani masuk ke area itu,” kata dia.
Sepanjang 2020, PT Medco Energi Internasional Tbk mengalami penurunan pendapatan dan kerugian yang membengkak akibat rendahnya permintaan yang disebabkan oleh pandemi secara signifikan berdampak pada kinerja tahun lalu.
Pada 2020, perseroan mencatat EBITDA USD 502 juta, 20 persen lebih rendah dari 2019 karena permintaan gas dan harganya dalam bentuk cairan yang lebih rendah.
Harga minyak turun menjadi USD 40,3 per barel pada 2020, turun 36 persen atau lebih rendah dari 2019 yang mencapai USD 62,5 per barel dan harga gas USD 5,2 per mmbtu, turun 23 persen dibawah 2019 sebesar USD 6,7 per mmbtu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Belanja Modal Medco Energi Meningkat pada 2021
Sebelumnya, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) menyiapkan belanja modal USD 215 juta pada 2021. Masing-masing dana belanja modal itu antara lain untuk belanja modal minyak dan gas (migas) USD 150 juta dan Power USD 65 juta.
Dana belanja modal tersebut meningkat dibandingkan 2020. Sebelumnnya perseroan siapkan belanja modal USD 144 juta untuk belanja modal minyak dan gas pada 2020. Belanja modal digunakan untuk menyelesaikan proyek Meliwis di Jawa Timur dan pengeboran empat sumur eksplorasi yang berhasil di Natuna.
Sementara itu, belanja modal ketenagalistrikan mencapai USD 63 juta untuk pengembangan CCPP Riau dan pengeboran eksplorasi geothermal Ijen pada 2020.
Adapun pada 2021, perseroan akan produksi minyak dan gas 95 juta barel minyak per hari atau milion barel oil of equivalent per day (MBOEPD) . Biaya produksi migas per unit di bawah USD 10/boe dan penjualan listrik 3.000 Gwh.
Di sisi lain dari operasi, PT Medco Energi Internasional Tbk memproduksi 100 mboepd pada 2020. Hal ini seiring dampak dari permintaan gas yang rendah. Perseroan perkirakan permintaan gas berangsur pulih pada 2021 tetapi masih di bawah normal saat sebelum pandemic.
Adapun biaya produksi migas per unit adalah USD 9,0 per boe, sesuai panduan. Empat penemuan gas eksplorasi komersial dilakukan pada sumur Bronang-2, Kaci-2, West Belut-1 dan Terubuk-5 di South Natuna Sea Block B PSC.
Advertisement
Proyek Medco
Sementara itu, Medco Power menjual ketenagalistrikan mencapai 2.639 Gwh, 31 persen berasal dari sumber energi terbarukan. Medco Power juga membentuk aliansi strategis dengan Kansai Electric Power Company untuk mengoperasikan dan mengembangkan fasilitas IPP Gas.
"Dengan selesainya aliansi Kansai Electric, keberhasilan eksplorasi dan Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT)) kembali menghasilkan keuntungan, sangat membanggakan melihat MedcoEnergi melewati masa yang sulit ini dan bangkit menjadi perusahaan yang lebih kuat,” ujar Presiden Direktur Medco Energi Internasional Hilmi Panigoro dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (1/6/2021).
Selain itu, sumur eksplorasi di Ijen, Jawa Timur telah menemukan reservoir uap dan pekerjaan sedang dilakukan untuk membuktikan kelayakan komersial fasiltias geothermal yang baru.
“Kami juga mulai melihat manfaat dari upaya kami mengendalikan emisi dan kami akan memperbarui sasaran ESG dan transisi energi jangka menengah kami,” kata Hilmi.
Pembangunan CCPP Gas Riau 275 MW mencapai 97 persen dengan target operasi komersial pada kuartal IV-2021. Konstruksi fasilitas solar PV 26MWp di Sumbawa sedang berlangsung dengan target penyelesaian pada kuartal I-2022.
Di sisi lain, AMNT mulai mengakses bijih produktif dari tahap 7 dan telah berproduksi sebesar 294 Mlbs tembaga dan 132 Koz emas dari bijih tambang dan pengolahan stockpile pada 2020. Pengembangan tahap 8 sedang berjalan.
"AMNT memperoleh perpanjangan izin ekspor selama satu tahun sebesar 579.444 wet metric ton,” tulis perseroan.