Produksi Banyu Urip Menurun, SKK Migas Cari Sumber Baru di Blok Cepu

SKK Migas bersama ExxonMobil sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) akan menjajaki peluang baru di Blok Cepu.

oleh Andina Librianty diperbarui 09 Jun 2021, 13:45 WIB
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta - Kegiatan produksi minyak Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, mulai mengalami penurunan. Hal ini terjadi seiring cadangan minyak Lapangan Banyu Urip yang berdasarkan penilaian teknis, telah meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 940 juta barel minyak dari 450 juta bar saat final investment decision (FID).

"Seperti halnya karakteristik reservoir yang berlaku umum di seluruh dunia, tingkat produksi minyak dari Lapangan Banyu Urip itu kini sudah mulai menurun secara alamiah," kata Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Dwi Soetjipto, dalam konferensi pers pada Rabu (9/6/3021).

Oleh sebab itu, SKK Migas bersama ExxonMobil sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) akan menjajaki peluang baru di Blok Cepu.

"Realisasi cadangan dan produksi Blok Cepu ini membuka kenyataan bahwa potensi cadangan migas di Indonesia masih menjanjikan. Saat ini SKK Migas terus mengawal ExxonMobil bersama para mitra Blok Cepu untuk mendiskusikan berbagai inisiatif untuk mengelola penurunan produksi yang mulai terjadi, termasuk menjajaki peluang-peluang baru di Blok Cepu," jelas Dwi.

Kegiatan produksi minyak Lapangan Banyu Urip dimulai pada 2008 dan fasilitas produksi utama mulai dioperasikan pada kuartal IV 2015.

Dwi mengatakan, Lapangan Banyu Urip telah berada pada tingkat produksi plateau yang stabil dengan tingkat produksi lebih dari 220 ribu barel per hari (bopd) selama lima tahun. Tingkat produksi plateu ini jauh lebih tinggi dari rencana dalam Plan of Development (PoD), yang sebelumnya diperkirakan produksi rata-rata sebesar 165 ribu bopd selama dua tahun.

Ia pun menyambut baik operasional Lapangan Banyu Urip yang sejauh ini terkendali tanpa masalah.

"Saya juga mengapresiasi karena tidak ada kecelakaan yang signifikan dalam operasi ini," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Terbesar Di Indonesia, Hasil Minyak Blok Cepu Capai 30 Persen Produksi Nasional

Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Sebelumnya, Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengapresiasi, produksi minyak Blok Cepu tahun 2020 mencapai 210 mbopd atau setara dengan 30 persen produksi minyak nasional. Dengan produksi sebesar itu, maka Blok Cepu menempatkan diri menjadi produsen minyak nasional terbesar di Indonesia.

Blok Cepu sendiri akan menyumbangkan pendapatan kepada Negara sekitar USD 45 miliar di harga minyak sekitar USD70 per barel selama jangka waktu Kontrak Kerja Sama.

"Capaian produksi minyak Lapangan Banyu Urip merupakan prestasi yang membanggakan yang bisa meningkatkan kapasitas produksi hingga 20 persen dengan fasilitas yang ada dan bisa dilakukan dengan aman," ujar Menteri Arifin saat melakukan kunjungan kerja ke Lapangan Minyak Banyu Urip, Blok Cepu dan Gas Processing Facility (GPF) Jambaran Tiung, di tulis Jumat (23/4/2021).

Produksi awal lapangan Banyu Urip dimulai pada Desember 2008 melalui fasilitas produksi awal yang mulai berproduksi dengan kapasitas 20 mbopd pada Agustus 2009. Melalui inovasi dan keunggulan dari manajemen proyek, produksi meningkat menjadi lebih dari 80 mbopd pada saat dimulainya start-up di tahun 2015.

Pada produksi puncaknya, Banyu Urip memproduksi sebanyak 165 mbopd dan terus berkembang hingga mencapai 235 mbopd dengan tetap mempertahankan operasi yang aman dan andal sehingga menempatkannya menjadi produsen minyak terbesar di Indonesia.

Biaya pengembangan Blok Cepu terbilang murah, yaitu USD 4,5 per barrel, jika dibandingkan rata-rata industri sebesar USD15/barrel. Biaya produksi di sekitar USD 2,9 per barrel pada tahun 2019 dan sekitar USD1,9/barrel pada tahun 2020, termasuk salah satu biaya terendah di Indonesia.

Fasilitas lapangan Banyu Urip saat ini meliputi 3 wellpad dengan 29 sumur produksi dan 16 sumur injeksi dan 1 sumur produksi di lapangan Kedung Keris terhubung ke wellpad.

Lapangan Minyak Banyu Urip merupakan pengembangan pertama di dalam wilayah kerja Blok Cepu dan mencakup pengembangan lapangan minyak Banyu Urip, dengan penemuan cadangan minyak mentah yang diperkirakan sebanyak 450 juta barel yang diumumkan pada April 2001 dan saat ini Estimated Ultimate Recovery (EUR) Banyu Urip sudah melebihi dua kali lipat dari POD original (450 mbo) menjadi 940 mbo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya